"Di dalam rumah sakit berbagai jenis tenaga kesehatan dengan perangkat keilmuan masing-masing berinteraksi satu sama lain . Ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran yang berkembang sangat pesat yang harus diikuti oleh tenaga kesehatan dalam rangka pemberian pelayanan yang bermutu, membuat semakin kompleksnya permasalahan dalam rumah sakit.(UU no 44 thn 2009 tentang rumah sakit) ”
Kolaborasi sudah banyak diterapkan pada setting kesehatan dimasa sekarang. Dalam konteks kerja dan organisasi sebuah institusi kesehatan dijalankan oleh tim multiprofesional di mana menangangi berbagai macam prosedur pelayanan pasien. Dalam hal ini, tim terdiri dari berbagai macam profesi di mana bertanggung jawab atas tugas dan kewajiban yang berbeda pula. Idealnya tidak ada overlapping antara satu profesi dan profesi lainya.
Kolaborasi tidak bisa terbentuk dengan sendirinya dalam sebuah organisasi. Dibutuhkan faktor-faktor tertentu untuk memunculkannya. Walaupun pada kenyataanya, masih sangat sulit dan merupakan tantangan tersendiri untuk menerapkannya. Karena setiap profesi dalam sebuah tim memiliki standar dan budaya profesional tersendiri.
Pertama profesi dokter, dokter mempunyai konsep kerja yang lebih mengarah kompetitif daripada koorperatif. Budaya ini telah terbentuk sejak masuk dalam fakultas kedokteran, di mana dokter dibentuk di dalam lingkungan dengan daya saing tinggi. Walaupun proposi angka dokter dalam institusi kesehatan paling kecil, tetapi dokterlah yang paling berpengaruh dalam institusi kesehatan tersebut. Dokter mempunyai tugas besar dalam membuat keputusan tindakan medik yang akan berpengaruh juga terhadap profesi lainnya. Isitlahnya, dokter adalah sebuah prime-mover. Sebagai contoh, perawat akan merencanakan nursing care berdasarkan keputusan dokter. Farmasist akan menyiapkan obat-obatnya dibutuhkan berdasarkan rekomendasi dari dokter. Dietician akan mengatur menu makanan pasien berdasarkan arahan dari dokter juga.
Perawat merupakan kelompok terbesa dalam institusi kesehatan. Perawatan atau caring adalah kegiatan utama dari perawat. Kegiatan ini juga termasuk dalam salah satu pentingnya sebuah pelayanan medik. Care yang dilakukan oleh perawat dan dokter sangatlah berbeda, tetapi saling melengkapi. Sehingga kolaborasi antara keduannya sangatlah dibutuhkan.
Manajer kesehatan juga merupakan salah satu profesi yang penting. Tugas utamanya adalah memastikan sistem pelayanan kesehatan yang layak baik secara operasional maupun finansial. Masih banyak profesi-profesi lain yang tergabung dalam institusi kesehatan.
Kolaborasi yang efektif mencakup penerapan strategi di mana setiap profesi yang berbeda budayanya berkerja sama dalam satu tim untuk mencapai tujuan yang sama. Dalam konteks kesehatan, setiap profesi kesehatan harus terjalin dalam arahan yang sama untuk mencapai visi yang sama pula. Setiap profesi harus mengeti peran dan tugas kerja masing-masing. Seorang pemimpin (leader) juga sangat dibutuhkan agar sebuah tim tidak kehilangan fokus untuk mencapai tujuanya.
Kerja sama dalam tim (team work) adalah istilah yang popoler dalam majamanen organisasi. Ada empat tipe team work (Kreitner& Kinicki), yaitu:
- Advice team. Tim ini dibentuk untuk memberikan informasi dan masukan dalam pengambilan keputusan.
- Production team. Tim ini bertanggung jawab dalam melakukan pekerjaan sehari-hari.
- Project team. Tim ini dibentuk untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan terentu dalam kurun waktu yang telah ditentukan.
- Action team. Tim ini bertanggung jawab dalam menjalankan aktivitas-aktivitas dalam suatu organisasi.
Terciptanya team work efektif juga membutuhkan sebuah team-friendly organization. Hal ini dapat terwujud dengan adanya sistem pendukung yang dibentuk oleh manajemen organisasi yang sadar akan pentingnya sebuah team work. Setiap kontribusi dari anggota tim harus saling melengkapi bukan saling duplicating dan overlapping. Pembagian kerja dan tanggunjawab dibagi menurut kompetensi masing-masing tetapi tetap diarahkan pada tujuan yang sama. Kegagalan dari sebuah tim juga akan ditanggung oleh seluruh tim, tanpa memperhatikan posisinya dalam organisasi.
Kepemimpinan atau leadership di dalam organisasi kesehatan adalah salah satu kompetensi penting yang harus dimiliki oleh profesi kesehatan terutama dokter. Sikap dan skill kepemimpinan ini biasanya lebih sering didapat dari pengalaman-pengalaman kerja ketimbang ketika masih dalam masa pendidikan.
Leadership adalah kemampuan seorang pemimpin untuk mengerti akan waktu dan cara untuk membuat perubahan, untuk mengenali arah perubahan, untuk mengkomunikasikan strategi perubahan tersebut kepada anggota-anggotanya, dan memberdayakan dan memfasilitasi meraka dalam mencapai tujuan perubahan tersebut. Ada empat elemen dari leadership yang telah banyak di akui dalam organisasi, yaitu:
- Leadership adalah proses antara pemimpin dan pengikutnya
- Leadership membutuhkan pengaruh sosial
- Leadership terjadi pada berbagai macam tingkat di organisasi
- Leadership fokus pada pencapaian tujuan
"Leadership requires knowing where you want to go, taking people with you, and giving sufficient time and energy to make it happen"
Inti utama dari sebuah leadership adalah membangun visi dan komitmen. Visi dan tujuan yang jelas dari seorang pemimpin akan membawa anggota pengikutnya kepada arahan yang diinginkan. Tujuannya untuk membuat suatu komitmen dari anggota, sehingga anggota akan bersedia untuk meluangkan waktu dan tenanganya agar terealiasinya sebuah visi. Motivasi dan kepercayaan adalah modal utama dalam terbentuknya suatu komitmen.
Komunikasi adalah proses dimana informasi mengalir dari sumber ke penerima. Setiap profesi kesehatan berkomunikasi karena tuntutan untuk berkolaborasi dan bekerja sama. Persespi adalah inti dari komunikasi karena jika persepsi tidak akurat, mustahil akan terbentuk sebuah komunikasi yang efektif. Komunikasi dibagi dalam dua bentuk yaitu komunikasi verbal(pesan, kalimat) dan non verbal( eye contact, raut wajah, bahasa tubuh). Komunikasi juga dapat dibagi menurut tipenya, yaitu :
- Aggresive : mendominasi dan mengontrol segalanya (we win - everyone else lose)
- Passive : menghindari konflik secara tidak langsung (we lose -everyone else wins)
- Assertive : menghormati pilihan dan kepercayaan orang lain ( everybody wins). Elemen- elemennya terdiri dari fairness, directness, sensitivity, honesty.
Referensi :
- Kreitner R., Kinicki A. 2007. Organizational Behavior : 7th ed. McGraw Hill, International.
- Lecture note Ir. Valentina. Communication
- Lecture note Prof. dr. Budi Mulyono Sp.PK (K). Team Work and Leadership
- UU no 44 thn 2009 Tentang Rumah Sakit