Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya Aku menciptakan hamba-hamba-Ku semuanya dalam keadaan hanif (suci dan cenderung kepada kebenaran), kemudian setan mendatangi mereka dan memalingkan mereka dari agama mereka (Islam).”
Rasulullah saw bersabda, “Tangisan seorang bayi ketika (baru) dilahirkan adalah tusukan (godaan untuk menyesatkan) dari setan.” Cinta sejati kepada anak tidak hanya dengan mencukupi kebutuhan duniawi dan fasilitas hidup mereka. Yang lebih penting adalah pendidikan agama yang bersumber dari al-Qur-an dan hadits.
Pendidikan Syariat
Allah swt berfirman: “Jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka”. (QS.At-Tahrim:6). Syaikh Abdurrahman as-Sa’di berkata, “Memelihara diri dari api neraka adalah mewajibkan dirinyai untuk melaksanakan perintah Allah. menjauhi larangan-Nya, serta bertobat dari semua perbuatan yang menyebabkan kemurkaan dan siksa-Nya. Memelihara istri dan anak-anak dari api neraka adalah dengan mendidik dan mengajarkan syariat Islam kepada mereka, serta memaksa mereka untuk melaksanakan perintah Allah”.
Kerusakan moral anak terjadi akibat kesalahan orang tua karena tidak memberikan pengarahan dan tidak mengajarkan kewajiban/anjuran agama. Anak tidak bisa melakukan kebaikan untuk dirinya, apalagi untuk orang tuanya. Di masa Khalifah Umar ada seorang ayah mengadukan anaknya yang durhaka. Anak itu berkata: “Wahai ayahku, sesungguhnya engkau tidak mendidikku waktu kecil, maka akupun menyia-nyiakanmu di waktu engkau tua.” Umar berkata: “Sebelum anakmu mendurhakaimu, kamu telah lebih dahulu mendurhakainya”
Keberhasilan pembinaan anak tergantung taufik dari Allah SWT. Jika orangtua bertakwa serta membina dengan metode sesuai syariat Islam, maka Allah akan memudahkan urusannya dalam mendidik anak. (Qs. ath-Thalaaq: 4)
Usia anak
Kita wajib bersyukur karena Allah swt memberikan rentang waktu masa kanak-kanak yang panjang. Dari usia balita sampai usia tamyiz (bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk secara sederhana). Kita punya cukup waktu untuk mempersiapkan anak mampu menerima taklif (pemberlakuan kewajiban syariat) di usia balligh.
Mengenalkan syariat kepada anak menggunakan metode pengulangan melalui pembiasaan dan keteladanan. Ciptakan suasana yang menyenangkan agar anak bisa menjalaninya dengan mudah.
Usia balita
Kenalkan syariat sejak dini dan terapkan dalam kegiatan sehari-hari. Pakaian yang menutup aurat. Gunakan kerudung/peci untuk pengganti topi balita wanita/pria.
Ajak dan libatkan anak dalam kegiatan ibadah harian, seperti sholat berjamaah, zikir/tadarus Al Qur’an bersama. Membaca doa harian bersama sesuai perbuatan yang dilakukan anak.
Bacakan buku Islam untuk anak. Menyanyi bersama lagu-lagu Islam. Informasi ke-Islaman tersebut dapat kita ulang kepada anak ketika melihat kejadian sehari-hari.
Ajak anak mengikuti kegiatan ke-Islaman yang memungkinkan membawa anak. Sehingga anak terbiasa berkumpul dengan orang-orang sholeh, senang berada di dalam masjid, bisa merasakan perjuangan membela Islam, melihat perbuatan-perbuatan baik yang dilakukan orang disekelilingnya, dll
Pada bulan Ramadhan, libatkan anak dalam kesibukan kegiatan ibadah dan ke-Islaman.
Dekatkan anak pada al qur’an/hadits dengan sering memperdengarkan bacaannya. Mengenalkan isinya dengan bantuan gambar tentang konsep ayat/hadits yang mudah diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, perlihatkan gambar anak sedang mencium tangan ibu/ayahnya sebelum mengajarkan ayat ‘waa bil waalidaini ihsaanaa’(Al Israa:23). Suruh anak untuk mewarnai gambar itu, lalu diskusikan tentang gambar itu. Terakhir ajak anak untuk menghafal ayat tsb.
Suasana belajar anak balita harus semarak. Orangtua harus mengobral pujian, pelukan atau ciuman. Kalau perlu sediakan hadiah sesuai kemampuan untuk mendorong mereka menghafal ayat/hadits. Dimulai dengan doa, diselingi gerak badan, ngobrol sesuatu yang menyenangkan, baru menghafal ayat/hadits. Lalu ajak anak bermain. Orangtua selalu mengingatkan ayat yang berkaitan dalam kejadian sehari-hari.
Kenalkan anak pada huruf hijaiyah dan belajar membaca al qur’an (dengan metode Iqro’). Rasulullah saw. bersabda: “Siapa yang mempelajari al-Quran ketika masih muda, maka al-Quran itu akan menyatu dengan daging dan darahnya.” (HR al-Baihaqi, ad-Dailami, dan al-Hakim).
Berkunjung kepada nenek/kakek dan kerabat untuk mengajarkan birrul walidain dan kewajiban silaturrahmi.
Kenalkan kepada ulama dan tokoh pejuang Islam untuk menjadi idolanya. Ajak anak mendengar ceramah sang tokoh yang menggelegar suaranya saat berbicara tentang kezaliman atas Islam dan umat Islam.
Kenalkan syariat sejak dini dan terapkan dalam kegiatan sehari-hari. Pakaian yang menutup aurat. Gunakan kerudung/peci untuk pengganti topi balita wanita/pria.
Ajak dan libatkan anak dalam kegiatan ibadah harian, seperti sholat berjamaah, zikir/tadarus Al Qur’an bersama. Membaca doa harian bersama sesuai perbuatan yang dilakukan anak.
Bacakan buku Islam untuk anak. Menyanyi bersama lagu-lagu Islam. Informasi ke-Islaman tersebut dapat kita ulang kepada anak ketika melihat kejadian sehari-hari.
Ajak anak mengikuti kegiatan ke-Islaman yang memungkinkan membawa anak. Sehingga anak terbiasa berkumpul dengan orang-orang sholeh, senang berada di dalam masjid, bisa merasakan perjuangan membela Islam, melihat perbuatan-perbuatan baik yang dilakukan orang disekelilingnya, dll
Pada bulan Ramadhan, libatkan anak dalam kesibukan kegiatan ibadah dan ke-Islaman.
Dekatkan anak pada al qur’an/hadits dengan sering memperdengarkan bacaannya. Mengenalkan isinya dengan bantuan gambar tentang konsep ayat/hadits yang mudah diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, perlihatkan gambar anak sedang mencium tangan ibu/ayahnya sebelum mengajarkan ayat ‘waa bil waalidaini ihsaanaa’(Al Israa:23). Suruh anak untuk mewarnai gambar itu, lalu diskusikan tentang gambar itu. Terakhir ajak anak untuk menghafal ayat tsb.
Suasana belajar anak balita harus semarak. Orangtua harus mengobral pujian, pelukan atau ciuman. Kalau perlu sediakan hadiah sesuai kemampuan untuk mendorong mereka menghafal ayat/hadits. Dimulai dengan doa, diselingi gerak badan, ngobrol sesuatu yang menyenangkan, baru menghafal ayat/hadits. Lalu ajak anak bermain. Orangtua selalu mengingatkan ayat yang berkaitan dalam kejadian sehari-hari.
Kenalkan anak pada huruf hijaiyah dan belajar membaca al qur’an (dengan metode Iqro’). Rasulullah saw. bersabda: “Siapa yang mempelajari al-Quran ketika masih muda, maka al-Quran itu akan menyatu dengan daging dan darahnya.” (HR al-Baihaqi, ad-Dailami, dan al-Hakim).
Berkunjung kepada nenek/kakek dan kerabat untuk mengajarkan birrul walidain dan kewajiban silaturrahmi.
Kenalkan kepada ulama dan tokoh pejuang Islam untuk menjadi idolanya. Ajak anak mendengar ceramah sang tokoh yang menggelegar suaranya saat berbicara tentang kezaliman atas Islam dan umat Islam.
Usia tamyiz
Rasulullah saw bersabda: “Ajarkanlah adab pada usia 6 tahun”. “Suruhlah anak-anak melakukan shalat pada usia tujuh tahun, dan pukullah dia jika meninggalkannya pada usia sepuluh tahun, dan pisahkan tempat tidur mereka”. ”Ajarkanlah kepada anak-anakmu tiga perkara: Mencintai Nabi , dan mencintai keluarganya serta membaca alquran”.
Usia 7 tahun menjadi waktu yang tepat untuk memerintah anak mengerjakan kewajiban syariat. Seperti ibadah dan berdoa, sehingga anak dapat merasakan ketergantungannya kepada Alloh. Melakukan puasa ramadhan untuk belajar menahan hawa nafsu. Belajar membaca Al qur’an dengan tajwid yang benar. Kewajiban zakat/infak/sedekah untuk menyantuni anak yatim/fakir-miskin sehingga anak tidak egois dan empati dengan penderitaan orang lain.
Jika anak sudah berusia 10 tahun, orangtua harus memaksanya melaksanakan kewajiban syariat. Jika anak tidak mau mengerjakannya, orang tua boleh memukul. Orangtua wajib memastikan anaknya di usia balligh bisa mandiri/bertanggung jawab dan tidak merasa berat/terpaksa menjalankan syariat.
Pada usia 10 tahun, ajarkan anak tatacara bergaul dengan lawan jenis. Tempat tidurnya dipisahkan dari saudaranya yang berlainan jenis. Kewajiban menutup aurat, ghodul bashor (melihat lawan jenis tidak dengan syahwat), haram berkhalwat, safar harus dengan mahromnya, dll. Biasakan puasa sunnah untuk menahan godaan terhadap lawan jenis.
Rasulullah Saw bila akan mengerjakan shalat malam, selalu membangunkan isterinya. Setelah berusia 10 tahun, ajak anak melakukan ibadah sunnah: sholat malam, puasa senin-kamis, i’tikaf di masjid.
Buatlah jadwal rutin harian tentang ibadah/tugas harian anak. Orang tua mengontrol dan mengawasi, sampai anak terbiasa hidup tertib dan disiplin. Anak harus ditumbuhkan kesadaran dan rasa tanggung jawab terhadap tugas dan kewajibannya. Tugas sekecil apapun adalah amanah yang harus diemban. Anak dilatih mendahulukan kewajiban daripada menuntut haknya, baik hubungannya dengan Alloh atau kepada sesama manusia (orangtua/kerabat/teman).
Waspada dan teliti teman anak kita. Dekatkan anak dengan orang-orang shalih agar termotivasi beramal shalih serta mendapat lingkungan kondusif. Jauhkan anak dari pergaulan dengan orang munafik/fasik/ahli bid’ah agar jangan tumbuh di hatinya perasaan benci dan memusuhi Islam.
Orangtua tegas melarang perbuatan haram, agar anak terlatih meninggalkan maksiyat. Rasulullah saw melarang Hasan bin ‘Ali ra memakan kurma sedekah, padahal Hasan ra masih kecil. Rasulullah saw bersabda, “Hekh hekh” agar Hasan membuang kurma tersebut, “Apakah kamu tidak mengetahui bahwa kita (Rasulullah saw dan keturunannya) tidak boleh memakan sedekah?”
Ajarkan anak tentang Alquran, Hadis, hukum agama, dan kewajiban dakwah. Ceritakan perjuangan para sahabat bersama Rasulullah sepanjang hidupnya untuk menegakkan al-Quran tegak dalam kehidupan. Kenalkan anak kepada ulama dan pejuang Islam, agar terdorong untuk melawan kemunkaran. Libatkan dalam kegiatan ke-Islaman.
Bacalah al-Quran usai shalat subuh/magrib bersama, anak yang belum bisa membaca ikut mendengarkan. Belajar menulis al qur’an sambil belajar bahasa Arab. Bahasa Arab menjadi kunci untuk memperdalam ilmu-ilmu Islam.
Buat kajian isi al qur’an rutin harian/mingguan dipimpin ayah/ibu setelah shalat magrib/subuh. Manfaatkan program kiriman SMS hadits setiap hari oleh radio Wadi misalnya.
Doakan anak
Doakan anak setiap selesai sholat dengan suara yang terdengar anak agar anak mengetahui kebaikan-kebaikan yang diharapkan orangtuanya.
Doakan anak setiap selesai sholat dengan suara yang terdengar anak agar anak mengetahui kebaikan-kebaikan yang diharapkan orangtuanya.
Sumber : http://www.suara-islam.com/news/keluarga/rumah-tangga/1408-mengenalkan-anak-pada-syariat-islam