Home

Selasa, 26 April 2011

Golongan Darah

  1. Penentuan Golongan Darah

    Sebelum melakukan transpusi,perlu melakukan penentuan golongan darah resipien dan golongan darah donor sehingga dapat tepat sesuai ini disebut penggolongan darah dan dilakukan dengan cara berikut :

    Mula-mula sel darah merah diencerkan dengan saline,kemudian satu bagian dicampur dengan agglutinin anti-A,sedangkan bagian yang lain dicampur dengan Aglutinin Anti-B setelah beberapa menit diperiksa di bawah mikroskop.

    Bila sel darah menggumpal artinya “teraglutinasi”kita tahu bahwa telah terjadi reaksi anti bodi antigen.


    PENGGOLONGAN DARAH DENGAN MEMPERLIHATKAN AGLUTINASI SEL DARI BERBAGAI GOLONGAN DARAH DENGAN AGLUTININ ANTI-A DAN ANTI-B.

Golongan Sel Darah Merah
Serum
Anti-A
Anti-B
O
-
-
A
+
-
B
-
+
AB
+
+
 
Tabel di atas mencantumkan terjadi (+) atau tidak terjadinya (-) aglutinasi pada masing-masing dari keempat golongan darah,sel darah merah golongan O tidak mempunyai Aglutinogen dan oleh karena itu tidak bereaksi dengan serum Anti-A atau Anti-B.Golongan darah A mempunyai Aglutinogen A dan karena itu beraglutinasi dengan Aglutinin Anti-A.
Golongan darah B mempunyai Aglutinogen B dan beraglutinasi dengan serum anti-B ,golongan darah AB mempunyai Aglutinogen A dan B serta Beraglutinasi dengan kedua jenis tersebut.
(Philipina W.B Saunders Co,1994).
  1. Dr.Landsteiner dan Donath menemukan antigen (aglutinogen) di dalam sel darah merah dan juga menemukan antibody (agglutinin) yang terdapat didalam plasma darah.
    Berdasarkan macam antigen yang ditemukan tersebut,beliau membagi golongan darah menjadi menjadi 4 golongan,yaitu seperti pada table 5.1 berikut :

     Tabel 5.1 Golongan darah berdasar macam antigen


 
Golongan darah
Aglutinogen
Agglutinin
1
A
A
α
2
B
B
Β
3
AB
A dan B
Tidak ada
4
O
Tidak ada
α dan β
 
Prinsip :

Karena akan menyebabkan penggumpalan Dalam transfuse darah,perlu diperhatikan jenis aglutinogen dari darah donor dalam eritrositnya,sedangkan pada resipien perlu diperhatikan macam agglutinin dalam di dalam plasma darahnya. Hukum Landsteiner menyatakan bahwa bila aglutinogen bertemu dengan zat antinya(aglutinin),maka akan terjadi aglutinasi atau penggumpalan darah.
(Sugiyarto,1997 : 100-101).
Perhatikan kemungkinan terjadinya transfuse darah masing-masing golongan darah dan berbagai macam golongan darah.
Keterangan :
  1. Golongan darah A hanya bias mendonorkan darah kepada golongan darah A dan AB dan menerima darah dari golongan darah A dan O.
  2. Golongan darah B hanya bisa mendonorkan darah kepada golongan darah B dan AB dan menerima darah dari golongan darah B dan O.
  3. Golongan darah AB hanya bisa mendonorkan darah kepada golongan darah AB saja dan menerima darah dari semua golongan darah (A,B,AB dan O) maka dari itu golongan darah AB disebut sebagai resipien universal.
  4. Golongan darah O bisa mendonorkan darah kepada semua golongan darah (A,B,AB,dan O) dan menerima darah dari golongan darah O saja,maka dari itu golongan darah O disebut sebagai donor universal.
  Dalam darah terdapatantigen dan antibodi. Antigen yang terdapatdidalam sel darah yaitu aglutinogen, sedangkan antibodinya terdapat didalam plasma darah dan dinamakan agluseltinin. Aglutinogen mengakibatkan sel-sel darah peka aglutinasi (penggumpalan). Adanya aglutinogen dan agglutinin di dalam darah ini pertama kali ditemukan oleh Karl Landsteiner dan Donath.

Didalam darah terdapat dua jenis aglutinogen, yaitu aglutinogen A dan aglutinogen B. Berdasarkan ada tidaknya aglutinogen dalam darah, Landsteiner membagi empat macam golongan darah,yaitu darah golongan A, B, AB, dan O. Sistem penggolongan darah itu dinamakan system ABO.
  1. Darah
    Darah merupakan suatu suspense berwarna merah yang terdapat di dalam pembuluh darah.Warna merah ini dapat berubah-ubah tergantung kadar oksigen dan kadar karbondioksida yang terkandung didalamnya.    


    Volume darah dalam tubuh laki-laki dewasa antara 5 sampai 6 liter,sedangkan pada wanita dewasa antara 4 sampai 5 liter    I atau lebih kurang sepertiga belas berat tubuh.


    Darah manusia terdiri atas 2 komponen utama,yaitu sel-sel darah dan plasma darah.Sel-sel darah ada 3 macam,yaitu eritrosit (sel darah merah),leukosit (sel darah putih),dan trombosit (sel pembeku darah atau keeping-keping darah).Sel-sel darah dan keeping-keping darah terbentuk dari stem cell (sel asal) yang sama.

a. Eritrosit (Set Darah Merah)

Sel darah merah berbentuk bikonkaf, seperti cakram dengan sitoplasma berada di dalam membrane sel yang elastis. Pada laki-laki dewasa dalam 1 mm3 darah terdapat lebih kurang 5 jutsa sel darah merah, sedangkan pada perempuan hanya 4 juta sel. Eritrosit dibentuk di dalam sumsum tulang. Ketika masih muda memiliki inti sel, tetapi setelah dewasa dan beredar dalam peredaran darah, intinya hilang. Warna eritrosit kekuning-kuningan dan di dalam sitoplasma terdapat pigmen warna merah disebut hemoglobin.

Hemoglobin (Hb) adalah protein yang mengandung senyawa besi hemin yang sangat peka terhadap oksigen. Di paru-paru hemoglobin dan oksigen membentuk aksihemoglobin (Hb02) yang diangkut ke seluruh tubuh. Di sel-sel jaringan, OZ dilepaskan kembali dan digunakan untuk respirasi sel. Hb ke^nudian mengikat C02 (hasil respirasi) menjadi HbC02 dan diangkut ke paru-paru untuk dikeluarkan dari tubuh.

Sel darah merah dibentuk di dalam sumsum merah tulang, misalnya tulang dada; tulang seiangka, dan di dalam ruas-ruas tulang belakang. Pembentukannya selama tujuh hari. Pada awalnya sel dara:h merah mempunyai inti. kemudian inti lenyap dan hemoglobin terbentuk. Setelah terbentuk, sel darah merah dilepaskan dari tempat pembuatannya dan masuk ke dalam sistem sirkulasi darah.

Masa hidup eritrosit hanya kira-kira 120 hari atau 4 bulan, kemudian dirombak di daiam hati dan limpa. Sebagian hemoglobin diubah menjadi bilirubin dan biliverdin, yaitu pigmen hijau yang memben warna empedu. Zat besi hasil penguraian hemoglobin dikirim ke hati dan limpa, selanjutnya digunakan untuk membentuk eritrosit yang baru. Kira-kira 200.000 sel darah merah yang dibentuk dan dirombak ` (dirusak) setiap hari. Jumlah itu kurang lebih 1% dari jumlah keseluruhan.

Pada tempat yang tinggi, misalnya di pegunungan, kadar oksigen di udara berkurang sehingga oksigen yang masuk ke dalam paru-paru berkurang. Untuk menjaga keseimbangan, sumsum merah memproduksi “sel darah merah lebih banyak.

Untuk mengetahui apakah terjadi pembentukan sel darah merah yang baru di dalam sumsum tulang dan proses terjadinya, dapat dilakukan “Sternal Puncture Test’ atau uji tusuk tulang dada. “Sternal Puncture Test’ atau uji tusuk tulang dada dilakukan dengan cara menusukkan jarum besar ke dalam tulang dada sampai pada bagian tulang spongia (rongga-rongga tulang), kemudian dengan alat isap atau alat sedot, disedot sedikit cairan yang ada di dalamnya. Setelah itu, diperiksa di bawah mikroskop bagaimana pertumbuhan sel darah merahnya. Dengan cara ini dapat pula ditentukan penyakit-penyakit darah.

Anemia adalah penyakit kurang darah, yaitu kekurangan sel-sel darah merah sehingga hemoglobinnya pun berkurang. Hal itu di,sebabkan kekurangan zat besi dalam makanan atau kegagalan sumsum merah membentuk sel darah merah. Penderita anemia biasanya merasa lemah, sukarbernapas. dan cepat merasa ielah. Kekurangan zat besi dalam tubuh dapat diatasi dengan makan banyak daging dan hati atau minum tablet yang mengandung zat besi.

Sel darah merah dalam tubuh dapat berkurang karena luka yang besar hingga mengeluarkan darah yang banyak atau karena kuman-kuman penyakit, misalnya malaria dan cacing tambang yang membinasakan sel darah merah. Jika sumsum merah kurang memproduksi sel darah merah, dapat diatasi dengan memberi makanan berupa hati atau ekstrak hati. Vitamin B” dapat merangsang pembentukan sel darah merah.

b. Trombosit (Keping-Keping Darah

Keping-keping darah disebut juga trombosit. Bentuknya oval, sangat kecil, dan hanya dapat dilihat dengan mikroskop. Diproduksi dengan cara bertunas di dalam sumsum tulang. Dalam 1 mm3 darah terdapat 150.000 sampai dengan 350.000 sel trombosit. Trombosit tidak mempunyai inti, dapat melekat pada daerah yang luka pada dinding pembuluh darah. Ukurannya 3-4 mikron, berumur lebih kurang 10 hari. Trombosit mudah sekali pecah dan kalau pecah mengeluarkan enzim trombokinase atau tromboplastin. Enzim ini berperan dalam proses pembekuan darah.

Proses pembekuan darah sebagai berikut. Jika terjadi luka, darah keluar sehingga berhubungan dengan udara. Trombosit yang keluar bersama darah akan pecah karena bergesekan dengan luka dan mengeluarkan trombokinase atau tromboplastin. Dengan bantuan ion-ion Ca”, tromboplastin mengubah protrombin dalam darah menjadi trombin.

Protrombin adalah senyawa globulin yang larut dalam plasma dan dibuat di hati dengan bantuan vitamin K. Kalau kekurangan vitamin K, pembentukan protrombin terganggu. Dengan demikian, proses pembekuan darah juga terganggu. Darah sukar membeku disebut penyakit hemofiha.

Untuk menghindari pembekuan saat pengambilan darah, dapat dicegah dengan cara memberikan larutan garam natrium atau natrium oksalat untuk mengikat Ca” sehingga tidak terbentuk trombin; memberikan zat antikoagulasi (misalnya heparin), mencegah persentuhan dengan bidang yang kasar, misalnya menggunakan jarum yang tajam, permukaan alat yang licin dan halus, serta menyimpan darah di tempat yang dingin
  1. Plasma Darah
    Plasma darah merupakan bagian cair dari darah atau cairan darah, kira-kira 55% dari bagian darah.Sebagian besar plasma (90% – 93%) terdiri atas air dan sisanya macam-macam zat yang terlarut di dalamnya Zat-zat terlarut di dalam plasma darah dapat dikelompokkan sebagai berikut.

    a. Protein darah, tersusun oleh beberapa asam amino. Protein darah tersebut sebagai berikut.    °
    1) Albumin, berguna untuk menjaga keseimbangan tekanan osmotik darah.
    2) Globulin, berperan dalam pembentukan gamaglobulin, yaitu komponen zat antibodi yang penting.
    3) Fibrinogen, berperan penting dalam pembekuan darah.
    b. Zat makanan dan mineral, seperti glukosa, asam lemak, kolesterol, asam amino, clan garam-garamineral yang berbentuk ion, misalnya sodium, potasium, kalsium, klorida, fosfat, dan hidrogen karbc^~: sodium hidrogen karbonat, dan bikarbonat (NaHC03)’
    c. Zat-zat yang diproduksi oleh sel, seperti enzim, hormon, clan antibodi.
    d. Zat-zat sisa metabolisme, seperti asam urat clan urea.
    e. Gas-gas pernapasan yang terdapat dalam plasma, seperti 02 dan C02.
    Serum adalah plasma darah yang dikeluarkan atau dipisahkan fibrinogennya dengan cara memu:= darah di dalam sentrifuge. Serum sangat jernih dan dapat mengandung zat antibodi.
    Apabila protein asing masuk ke dalam tubuh, tubuh berusaha untuk membinasakannya. Protein as,yang masuk ke dalam tubuh disebut antigen clan zat yang menolak antigen disebut antibodi atau zat anti.
    Berdasarkan cara kerjanya, antibodi dapat dibedakan sebagai berikut.
    a. Aglutinin : menggumpalkan antigen racun.
    b. Presipitin : mengendapkan antigen
    c. Antitoksin : menetralkan
    d. Lisin: menguraikan antigen.
5. Golongan Darah dan Transfusi

Dalam darah terdapat antigen dan antibodi. Antigen yang terdapat di dalam sel darah yaitu aglutinogen, sedangkan antibodinya terdapat di dalam plasma darah clan dinamakan aglutinin. Aglutinogen mengakibatkan sel-Sel darah peka terhadap aglutinasi (penggumpalan). Adanya aglutinogen clan aglutinin di dalam darah ini    i pertama kali ditemukan oleh Karl Landsteiner (1868-1943) dan Donath.

Selain golongan sistem ABO, ada lagi golongan Rhesus faktor (Rh) yang ditemukan oleh Landsteiner dan Wiener pada tahun 1940. Jika darah diberi serum anti Rh dan ternyata terjadi penggumpalan, dikatakan orang tersebutt bergolongan Rhesus positif (Rh”) dan jika tidak terjadi penggumpalan, bergolongan Rhesus negatif (Rh -).

Ketidakcocokan golongan Rh antara suami dan istri dapat mengakibatkan kematian pada bayi yang dikandungnya. Jika suami bergolongan darah Rh- dan istri Rh-, anak yang dikandung bergolongan darah Rh+ dan terbentuk antigen Rh dalam darah bayi yang mengakibatkan penggumpalan. Kelahiran bayi pertama selamafi, tetapi bayi selanjutnya akan menderita sakit kuning atau disebut eritroblastosis fefialis.

Menurut Philip Levine, ahli serologi AS, kejadian tersebut dapat ditolong dengan “mengganti” darah :,ay, se?uruhnya. Darri hasil penyelidikan, ternyata manusia lebih banyak bergolongan Rh* daripacia Rh-.

Pada tahun 1927, Landsteiner dan Levine menemukan antigen daiam darah manus,a, vaing diberi nama antigen Ivl dan ;iN sehingga dapat ditentukan seseorang bergolongan M, N, dan MN.

Anatomi dan fisiologi Sel


Penelitian menunjukkan bahwa satuan unit terkecil dari kehidupan adalah Sel. Kata "sel" itu sendiri dikemukakan oleh Robert Hooke yang berarti "kotak-kotak kosong", setelah ia mengamati sayatan gabus dengan mikroskop. 

Selanjutnya disimpulkan bahwa sel terdiri dari kesatuan zat yang dinamakan Protoplasma. Istilah protoplasma pertama kali dipakai oleh Johannes Purkinje; menurut Johannes Purkinje protoplasma dibagi menjadi dua bagian yaitu Sitoplasma dan Nukleoplasma
Robert Brown mengemukakan bahwa Nukleus (inti sel) adalah bagian yang memegang peranan penting dalam sel,Rudolf Virchow mengemukakan sel itu berasal dari sel (Omnis Cellula E Cellula). 

ANATOMI DAN FISIOLOGI SEL 

Secara anatomis sel dibagi menjadi 3 bagian, yaitu: 

1. Selaput Plasma (Membran Plasma atau Plasmalemma).
2. Sitoplasma dan Organel Sel.
3. Inti Sel (Nukleus). 

1. Selaput Plasma (Plasmalemma)

Yaitu selaput atau membran sel yang terletak paling luar yang tersusun dari senyawa kimia Lipoprotein (gabungan dari senyawa lemak atau Lipid dan senyawa Protein).
Lipoprotein ini tersusun atas 3 lapisan yang jika ditinjau dari luar ke dalam urutannya adalah:
Protein - Lipid - Protein Þ Trilaminer Layer 

Lemak bersifat Hidrofebik (tidak larut dalam air) sedangkan protein bersifat Hidrofilik (larut dalam air); oleh karena itu selaput plasma bersifat Selektif Permeabel atau Semi Permeabel (teori dari Overton).
Selektif permeabel berarti hanya dapat memasukkan /di lewati molekul tertentu saja. 

Fungsi dari selaput plasma ini adalah menyelenggarakan Transportasi zat dari sel yang satu ke sel yang lain.
Khusus pada sel tumbahan, selain mempunyai selaput plasma masih ada satu struktur lagi yang letaknya di luar selaput plasma yang disebut Dinding Sel (Cell Wall). 

Dinding sel tersusun dari dua lapis senyawa Selulosa, di antara kedua lapisan selulosa tadi terdapat rongga yang dinamakan Lamel Tengah (Middle Lamel) yang dapat terisi oleh zat-zat penguat seperti Lignin, Chitine, Pektin, Suberine dan lain-lain 

Selain itu pada dinding sel tumbuhan kadang-kadang terdapat celah yang disebut Noktah. Pada Noktah/Pit sering terdapat penjuluran Sitoplasma yang disebut Plasmodesma yang fungsinya hampir sama dengan fungsi saraf pada hewan. 

2. Sitoplasma dan Organel Sel

Bagian yang cair dalam sel dinamakan Sitoplasma khusus untuk cairan yang berada dalam inti sel dinamakan Nukleoplasma), sedang bagian yang padat dan memiliki fungsi tertentu digunakan Organel Sel.
Penyusun utama dari sitoplasma adalah air (90%), berfungsi sebagai pelarut zat-zat kimia serta sebagai media terjadinya reaksi kirnia sel. 

Organel sel adalah benda-benda solid yang terdapat di dalam sitoplasma dan bersifat hidup(menjalankan fungsi-fungsi kehidupan).

                                                                     
                 Gbr. a. Ultrastruktur Sel Hewan, b. Ultrastruktur Sel Tumbuhan

Organel Sel tersebut antara lain : 

a. Retikulum Endoplasma (RE.)

Yaitu struktur berbentuk benang-benang yang bermuara di inti sel.
Dikenal dua jenis RE yaitu :
• RE. Granuler (Rough E.R)
• RE. Agranuler (Smooth E.R) 

Fungsi R.E. adalah : sebagai alat transportasi zat-zat di dalam sel itu sendiri. Struktur R.E. hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron. 

b. Ribosom (Ergastoplasma)

Struktur ini berbentuk bulat terdiri dari dua partikel besar dan kecil, ada yang melekat sepanjang R.E. dan ada pula yang soliter. Ribosom merupakan organel sel terkecil yang tersuspensi di dalam sel. 

Fungsi dari ribosom adalah : tempat sintesis protein.
Struktur ini hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron. 

c. Miitokondria (The Power House)

Struktur berbentuk seperti cerutu ini mempunyai dua lapis membran.
Lapisan dalamnya berlekuk-lekuk dan dinamakan Krista 

Fungsi mitokondria adalah sebagai pusat respirasi seluler yang menghasilkan banyak ATP (energi) ; karena itu mitokondria diberi julukan "The Power House". 

d. Lisosom

Fungsi dari organel ini adalah sebagai penghasil dan penyimpan enzim pencernaan seluler. Salah satu enzi nnya itu bernama Lisozym. 

e. Badan Golgi (Apparatus Golgi = Diktiosom)

Organel ini dihubungkan dengan fungsi ekskresi sel, dan struktur ini dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop cahaya biasa.
Organel ini banyak dijumpai pada organ tubuh yang melaksanakan fungsi ekskresi, misalnya ginjal. 

J. Sentrosom (Sentriol)

Struktur berbentuk bintang yang berfungsi dalam pembelahan sel (Mitosis maupun Meiosis). Sentrosom bertindak sebagai benda kutub dalam mitosis dan meiosis.
Struktur ini hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron. 

g. Plastida

Dapat dilihat dengan mikroskop cahaya biasa. Dikenal tiga jenis plastida yaitu :

1. Lekoplas

(plastida berwarna putih berfungsi sebagai penyimpan makanan),
terdiri dari:
• Amiloplas (untak menyimpan amilum) dan,
• Elaioplas (Lipidoplas) (untukmenyimpan lemak/minyak).
• Proteoplas (untuk menyimpan protein). 

2. Kloroplas

yaitu plastida berwarna hijau. Plastida ini berfungsi menghasilkan
klorofil dan sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis. 

3. Kromoplas

yaitu plastida yang mengandung pigmen, misalnya :
• Karotin (kuning)
• Fikodanin (biru)
• Fikosantin (kuning)
• Fikoeritrin (merah) 

h. Vakuola (RonggaSel)

Beberapa ahli tidak memasukkan vakuola sebagai organel sel. Benda ini dapat dilihat dengan mikroskop cahaya biasa. Selaput pembatas antara vakuola dengan sitoplasma disebut Tonoplas 

Vakuola berisi :
• garam-garam organik
• glikosida
• tanin (zat penyamak)
• minyak eteris (misalnya Jasmine pada melati, Roseine pada mawar Zingiberine pada jahe)
• alkaloid (misalnya Kafein, Kinin, Nikotin, Likopersin dan lain-lain)
• enzim
• butir-butir pati
Pada boberapa spesies dikenal adanya vakuola kontraktil dan vaknola non kontraktil. 

i. Mikrotubulus

Berbentuk benang silindris, kaku, berfungsi untuk mempertahankan bentuk sel dan sebagai "rangka sel".
Contoh organel ini antara lain benang-benang gelembung pembelahan Selain itu mikrotubulus berguna dalam pembentakan Sentriol, Flagela dan Silia. 

j. Mikrofilamen

Seperti Mikrotubulus, tetapi lebih lembut. Terbentuk dari komponen utamanya yaitu protein aktin dan miosin (seperti pada otot). Mikrofilamen berperan dalam pergerakan sel. 

k. Peroksisom (Badan Mikro)

Ukurannya sama seperti Lisosom. Organel ini senantiasa berasosiasi dengan organel lain, dan banyak mengandung enzim oksidase dan katalase (banyak disimpan dalam sel-sel hati). 

3. Inti Sel (Nukleus) 

Inti sel terdiri dari bagian-bagian yaitu :
• Selapue Inti (Karioteka)
• Nukleoplasma (Kariolimfa)
• Kromatin / Kromosom
• Nukleolus(anak inti). 

Berdasarkan ada tidaknya selaput inti kita mengenal 2 penggolongan sel yaitu : 

• Sel Prokariotik (sel yang tidak memiliki selaput inti), misalnya dijumpai pada bakteri, ganggang biru.
• Sel Eukariotik (sel yang memiliki selaput inti). 

Fungsi dari inti sel adalah : mengatur semua aktivitas (kegiatan) sel, karena di dalam inti sel terdapat kromosom yang berisi ADN yang mengatur sintesis protein.


Reproduksi Sel (Mitosis & Meiosis)



Reproduksi sel membahas tentang macam pembelahan sel, mekanisme pembelahannya, serta contoh dari pembelahan sel. Esensi proses pembelahan sel adalah mengenai penggandaan kromosom serta mekanisme pewarisan kromosom dari ‘sel induk’ ke ‘sel anak’
Reproduksi sel bertujuan untuk menambah jumlah dan jenis sel, atau membentuk sel-sel lain dengan tujuan tertentu. Ada tiga jenis pembelahan sel, yaitu amitosis, mitosis, dan meiosis.
Pembelahan Amitosis

Pembelahan amitosis merupakan pembelahan sel yang tidak melalui urutan tahap-tahap tertentu. Pada pembelahan ini nukleus langsung membelah menjadi dua lalu didistribusikan pada sel anak tanpa didahului oleh pembentukan benang spindel, peleburan membran inti, penampakan kromosom, atau ciri lain. Contoh pembelahan ini terjadi pada bakteri, Amoeba, Paramecium, atau alga biru.

Pembelahan Mitosis

Pembelahan mitosis merupakan pembelahan sel yang melalui tahap-tahap pembelahan tertentu, yaitu: profase, metafase, anafase, dan telofase (PMAT). Pembelahan ini memiliki ciri sebagai berikut:
  • terjadi pada pembelahan sel tubuh (somatis)
  • bertujuan untuk pertumbuhan dan regenerasi
  • menghasilkan dua sel anak yang identik dengan sel induk semula (diploid menjadi diploid/haploid menjadi haploid)
  • berlangsung dalam satu kali PMAT
Tahap-tahap yang berlangsung pada pembelahan mitosis adalah sebagai berikut:
  1. Profase : Tahap ini merupakan fase pembelahan mitosis yang paling lama dan paling banyak memerlukan energi. Peristiwa yang berlangsung selama profase adalah sebagai berikut:
  • benang kromatin menjadi kromosom, lalu kromosom mengganda menjadi dua kromatid tetapi masih melekat dalam satu sentromer
  • membran inti dan nukleolus lenyap
  • sentrosom memisah menjadi dua sentriole, dan diantaranya terbentang benang spindel
2. Metafase : Pada tahap ini kromosom terletak berjajar pada bidang ekuator. Bagian sentromer kromosom berikatan dengan kinetokor yang berhubungan dengan benang spindel. Pada fase ini kromosom tampak paling jelas terlihat sehingga jumlahnya mudah diidentifikasi. Metafase adalah tahap yang memerlukan energi terkecil dan waktu yang paling singkat.


3. Anafase : Saat anafase sentromer membelah, lalu benang spindel menarik kromosom menuju kutub sel yang berlawanan. Pergerakan kromosom tersebut dipengaruhi oleh enzim dynein.


4. Telofase : Pada tahap ini terjadi peristiwa sebagai berikut:
  • Kromosom berubah menjadi benang kromatin 
  • Membran inti dan nukleolus terbentuk kembali 
  • Terjadi sitokinesis (pembagian sitoplasma) sehingga dihasilkan dua sel yang identik dengan sel semula

Siklus sel
 
Di antara mitosis pertama dan mitosis berikutnya terdapat interfase. Saat interfase sel tidak membelah melainkan aktif melakukan metabolisme untuk pertumbuhan dan pembentukan energi untuk pembelahan mitosis berikutnya. Interfase tidak termasuk dalam tahap PMAT dan dibedakan dalam tiga tahap, yaitu:


  • G1 (gap 1) : merupakan akhir mitosis dan awal sintesis (presintesis), pada fase ini sel mulai tumbuh membesar 
  • S (sintesis) : terjadi duplikasi organel dan sintesis DNA, pada tahap ini sel aktif melakukan metabolisme, tumbuh, dan berkembang 
  • G2 (gap2) : merupakan akhir fase sintesis (postsintesis) dan awal dari mitosis berikutnya
Demikian seterusnya, setelah selesai melakukan pembelahan pada tahap mitotik, sel akan masuk interfase, dilanjutkan mitosis lagi, dan seterusnya. Hampir pada setiap kasus misalnya pembelahan sel untuk penyembuhan luka (regenerasi), sel akan berhenti membelah manakala luka telah sembuh. Itulah salah satu kehebatan sel. Tahu kapan harus membelah, dan tahu kapan harus berhenti. Sel yang tahu diri untuk berhenti dari pembelahan akan masuk ke fase G0 atau fase stationer. Pada tahap ini sel tidak akan melakukan pembelahan. Jika terjadi luka, sel segera memasuki fase G1 untuk melakukan pembelahan. Sel yang tidak tahu diri, harusnya masuk G0 tetapi nekat masuk ke G1, itulah yang disebut sel tumor atau kanker.


Pembelahan Meiosis 

Pembelahan meiosis memiliki ciri sebagai berikut:
  • terjadi dalam peristiwa pembentukan sel kelamin (gametogenesis) pada kelenjar kelamin (gonad)
  • menghasilkan empat sel yang tidak identik dengan sel semula (diploid menjadi haploid), karena terjadi pengurangan kromosom pembelahan ini sering disebut pembelahan reduksi
  • bertujuan untuk mengurangi jumlah kromosom, agar komposisi kromosom anak sama dengan komposisi kromosom induk
  • berlangsung dalam dua kali PMAT, yaitu PMAT I (pembelahan reduksi) dan PMAT II tanpa diselingi interfase
Peristiwa yang berlangsung saat meiosis adalah sebagai berikut:

Meiosis I

1. Profase 1
Tahap ini terbagi menjadi beberapa tahap lagi sebagai berikut:
  • Leptonema : benang kromatin berubah menjadi kromosom
  • Zigonema : kromosom homolog berpasangan dan disebut bivalen. Peristiwa saat kromosom homolog berpasangan membentuk bivalen disebut sinapsis
  • Pakinema : kromosom homolog yang berpasangan (bivalen) mengganda sehingga terdapat empat kromatid yang berpasangan dan disebut tetrad
  • Diplonema : terjadi pindah silang (crossing over)
  • Diakinesis : membran inti dan nukleolus lenyap, telah terbentuk benang spindel lengkap

2. Metafase 1
• Tetrad terletak pada bidang pembelahan sel/ekuator





3. Anafase 1
• Tetrad memisah menjadi dua kromatid, lalu masing-masing bergerak ke kutub sel yang berlawanan




4. Telofase 1
  • Kromosom yang terdiri dari dua kromatid sampai di kutub sel
  • Membran inti dan nukleolus muncul
  • Terjadi sitokinesis
  • Kromosom berubah menjadi benang kromatin
  • Benang spindel lenyap



Pada telofase 1 ini sel hasil pembelahan telah memiliki separo jumlah kromosom sel induk (haploid). Itu sebabnya Meiosis I sering disebut pembelahan reduksi karena ada pengurangan kromosom dari 2n ---> n.

Meiosis II

5. Profase 2
  • benang kromatin berubah menjadi kromosom (yang terdiri dari dua kromatid)
  • membran inti dan nukleolus lenyap
  • berbentuk benang spindel
6. Metafase 2
• Kromosom yang terdiri dari dua kromatid terletak di bidang pembelahan sel/ekuator

7. Anafase 2
• Kromosom yang terdiri dari dua kromatid memisah, lalu masing-masing bergerak ke kutub sel yang berlawanan

8. Telofase 2
  • kromosom sampai di kutub sel
  • membran inti dan nukleolus muncul
  • benang spindel lenyap
  • terjadi sitokinesis
  • terbentuk 4 sel yang haploid
Pada pembelahan Meiosis II tidak ada perubahan struktur kromosom, jadi semula n (haploid) pada akhir pembelahan tetap n. Oleh karena itu Meiosis II sebenarnya sama dengan Mitosis.

Perbedaan pembelahan mitosis dengan meiosis :