Home

Rabu, 20 April 2011

Endometriosis Penyebab Ketidaksuburan


Endometriosis, atau sering disebut "endo", diyakini cukup sering terjadi - perkiraan rentang kejadian sekitar 6% sampai 15% dari semua wanita. Seperti banyak penyakit yang tak terlihat, tingkat kejadian yang sebenarnya sulit diduga, karena kesulitan diagnosis. Sayangnya, tidak terdapat penerapan tes darah atau tes urine sederhana untuk memeriksa organ reproduksi; diagnosis sejati adalah melalui laparoskopi, yang untungnya merupakan tindakan sederhana, namun masih memerlukan prosedur bedah.

Sungguh luar biasa, hasil survei terhadap 4.000 wanita yang ditetapkan mengidap endometriosis, diluar fakta-fakta lain, bahwa panjang rata-rata waktu untuk diagnosis adalah 9,28 tahun, keterlambatan yang masih bisa ditolerir dalam mencari bantuan dari seorang dokter adalah rata-rata 4,67 tahun. Untuk banyak wanita, keterlambatan mereka dalam mencari bantuan dapat dijelaskan sebagai akibat umur mereka berada di bawah 25 tahun saat gejala dirasakan.

Secara singkat, endometriosis dapat didefinisikan sebagai jaringan endometrium (jaringan yang sama yang menciptakan lapisan rahim) yang ada di lokasi lain dari ‘interior” rahim. Jaringan yang salah tempat ini masih akan merespons siklus hormonal bulanan seorang wanita, menyebabkan rasa sakit dan ketidaknyamanan. Hal ini penting bagi perempuan untuk tahu, bahwa beberapa kasus endometriosis yang parah tidak menyebabkan rasa sakit, sementara beberapa kasus lebih rendah dari endometriosis mungkin sangat menyakitkan, sehingga diagnosis yang akurat sangat penting terlepas dari persepsi rasa sakit. Bila tidak diobati, efek penyakit ini dapat membuat trauma secara fisik dan psikologis.

Hubungan antara endometriosis dan ketidaksuburan sangat besar - 30% sampai 40% dari wanita yang mengidap endometriosis cenderung akan memiliki masalah kehamilan. Endometriosis – menjadi penyebab kesulitan konsepsi yang dapat mencakup kerusakan organ, rendahnya tingkat molekul spesifik untuk meningkatkan pembuahan, meningkatnya sel darah putih peritoneum, dan tidak berfungsinya sistem kekebalan tubuh.

Selain masalah kesuburan, perempuan yang hidup dengan endometriosis juga sering mengalami gangguan gaya hidup karena :
  • Banyak gejala yang bisa menyamar sebagai penyakit lain seperti kram kronis sewaktu menstruasi dan ovulasi, masalah buang air besar, hubungan seksual yang menyakitkan, sakit pinggang, mual, sakit kepala, retensi cairan ;
  • Kurang tahan terhadap gangguan kekebalan, seperti demam, flu, dan asma ;
  • Efek samping dari obat jangka pendek dan jangka panjang ;
  • Reaksi terhadap pengobatan hormon ;
  • Bedah minor dan mayor berulang "
Pengobatan untuk endometriosis, setelah didiagnosa, akan tergantung pada beratnya kerusakan yang telah terjadi, termasuk kombinasi obat dan prosedur medis, seperti :
  • Pil KB yang bekerja dengan mengarahkan hormon tubuh mengalami keadaan kehamilan palsu ;
  • Progestin yang dapat digunakan dengan cara diminum atau disuntikan, yang bekerja dengan menjaga tingkat estrogen dan progesteron tetap rendah ;
  • GnRH Agonis yang biasanya menyebabkan menopause sementara secara kimiawi ;
  • Danazol yang bekerja dalam beberapa cara untuk mempengaruhi pengikatan hormon seks dan mendorong peningkatan androgen bebas ;
  • Obat antiNyeri seperti NSAIDS (obat anti-inflamasi nonsteroid), acetaminophen, dan obat keras yang diresepkan ;
  • Bedah Laparoskopi atau Laparotic yang digunakan baik untuk diagnosis dan pengobatan.
Penting untuk dicatat bahwa penggunaan histerektomi untuk mengobati endometriosis mungkin gagal karena penyakit ini bisa kambuh setelah organ wanita diangkat. Juga, dalam kasus penyakit ringan, peneliti meragukan penggunaan beberapa obat di atas jika kehamilan adalah tujuan utama. Tindakan yang disarankan saat ini untuk perempuan yang berharap untuk hamil dengan merusak organ endometriosis dengan operasi, diikuti dengan induksi ovulasi (denganClomiphene, misalnya) dan inseminasi intrauterin (IUI). "Tingkat Kehamilan setelah operasi pada umumnya berkisar antara 35-40% pada endometriosis parah dan 55-65% pada penyakit lebih ringan," menurut Dr Mark Perloe dari Kesehatan Reproduksi Pusat Atlanta.

Apakah ada cara untuk mencegah endometriosis ? Pada saat ini, jawabannya adalah "tidak”. Penelitian sedang dilakukan untuk menentukan penyebab endometriosis, tapi untuk saat ini, apa yang diketahui adalah bahwa ada tiga sumber potensial yang dapat membuat wanita lebih rentan mengidap endometriosis : Genetika, atau hubungan keluarga; gangguan kekebalan tubuh, dan eksposur Dioksin atau organoklorin. Apa yang dapat dilakukan adalah untuk mendidik diri sendiri, keluarga, dan teman-teman Anda mengenai hal ini-sering kali salah diagnosis penyakit dapat mempengaruhi kehidupan secara negatif dalam banyak hal.



Sumber : http://www.fertitest.co.id/artikel/11/Endometriosis_Penyebab_Ketidaksuburan.html

Metode untuk mendapatkan anak laki-laki atau perempuan


Fakta mengenai kromosom X dan Y
Pada dasarnya laki-laki akan memproduksi 2 jenis sperma, yaitu sperma yang berisi kromosom X (perempuan) dan yang berisi kromosom Y (laki-laki). Menurut penelitian yang dilakukan oleh dr. Shettles, sperma Y berbentuk  lebih kecil dan lebih lemah tetapi lebih cepat dibandingkan sperma X yang berbentuk lebih besar dan lebih kuat tetapi lebih lambat.
 
Metode Shettles

Metode yang dicetuskan oleh dr. Shettles ini dilakukan dengan cara melakukan hubungan seksual pada hari tertentu di siklus menstruasi. Metode ini berdasarkan teori bahwa sperma Y bergerak lebih cepat tetapi tidak dapat hidup lebih lama dibandingkan dengan sperma X, sehingga bila misalnya yang diinginkan adalah anak laki-laki maka hubungan seksual sebaiknya dilakukan pada waktu yang sedekat mungkin dengan saat ovulasi dan bila yang diinginkan adalah anak perempuan maka hubungan seksual sebaiknya dilakukan 2-4 hari sebelum terjadinya ovulasi.

Efektifitas dari metode ini diklaim sampai 75 %, walaupun hal tersebut diragukan oleh ilmuwan lain. Yang perlu diingat adalah kemungkinan untuk mendapatkan bayi dengan jenis kelamin yang diinginkan adalah kurang lebih sama sebesar 50 %.

Metode Whelan

Metode yang dicetuskan oleh Elizabeth Whelan ini berkontra-diksi dengan metode Shettles. Teori dari metode ini adalah bahwa perubahan biokomia yang memungkinkan kondisi untuk terjadinya anak laki-laki terjadi pada masa awal siklus menstruasi, sehingga bila yang diinginkan adalah anak laki-laki maka hubungan seksual sebaiknya dilakukan 4-6 hari menjelang terjadinya kenaikan suhu tubuh dan bila yang diinginkan adalah anak perempuan, maka hubungan seksual sebaiknya dilakukan 2-3 hari sebelum masa ovulasi.

Efektifitas dari metode ini diklaim 68 % efektif untuk mendapatkan anak laki-laki dan 56 % efektif untuk mendapatkan anak perempuan, walaupun hal tersebut juga sama diragukan oleh ilmuwan lain. Yang perlu diingat adalah kemungkinan untuk mendapatkan bayi dengan jenis kelamin yang diinginkan adalah sama juga yaitu kurang lebih sebesar 50 %.

Hal yang mempengaruhi jenis kelamin anak laki-laki atau perempuan 
Berikut adalah beberapa faktor yang dapat mempengaruhi jenis kelamin bayi berdasarkan teori dari dr. Shettles :
  1. Waktu hubungan seksual dikaitkan dengan waktu ovulasi
    Faktor yang sangat mempengaruhi jenis kelamin bayi yang akan dilahirkan nanti adalah waktu dilakukannya hubungan seksual dengan siklus menstruasi. Semakin dekat waktu antara hubungan seksual yang dilakukan dengan waktu ovulasi, maka kemungkinan untuk mendapatkan anak laki-laki akan semakin besar, hal ini karena sperma Y bergerak lebih cepat dan akan sampai terlebih dahulu ke sel telur. Kemudian jika hubungan seksual dilakukan 3 hari sebelum terjadinya ovulasi, maka kemungkinan untuk mendapatkan anak perempuan akan lebih besar karena sperma Y yang lebih lemah cenderung untuk mati lebih cepat sehingga jumlah sperma X yang lebih kuat akan lebih banyak pada saat sel telur nanti akhirnya dilepaskan (ovulasi).
  2. pH dari liang vagina
    Kondisi pH dari liang vagina wanita juga dapat menentukan jenis kelamin anak yang akan didapat kelak. Semakin asam pH dari vagina maka kemungkinan untuk mendapatkan anak perempuan akan semakin besar, hal ini karena kondisi asam tersebut akan mematikan sperma yang lebih lemah dahulu (sperma Y) sehingga jumlah sperma yang lebih kuat (sperma X) akan lebih banyak. Sebailiknya juga demikian, apabila kondisi vagina lebih bersifat basa (alkali), maka kemungkinan untuk mendapatkan anak laki-laki akan semakin besar. Walaupun demikian ada juga beberapa wanita yang memang mempunyai pH vagina cenderung asam sehingga lebih sulit untuk mendapatkan anak laki-laki.
  3. Posisi hubungan seksual dan tingkat kedalaman penetrasi
    Posisi hubungan seksual dan tingkat kedalaman penetrasi juga dapat menentukan, yang sebagian sebenarnya berkaitan dengan pH. Semakin dekat dengan vagina maka pH akan semakin asam, kemudian juga penetrasi yang dalam akan menempatkan sperma lebih dekat dengan sel telur sehingga sperma yang bergerak lebih cepat (sperma Y) akan dapat tiba lebih dahulu di sel telur. Jadi berdasarkan teori ini, penetrasi yang lebih dalam akan menghasilkan anak laki-laki sedangkan penetrasi yang lebih dangkal akan menghasilkan anak perempuan.
  4. Orgasme pada wanita
    Orgasme pada wanita ternyata juga dapat mempengaruhi menurut dr. Shettles, hal ini karena pada saat wanita mengalami orgasme maka tubuh akan mengeluarkan suatu zat yang bersifat basa (alkali) yang cenderung untuk menghasilkan anak laki-laki.

         Cara mudah dan praktis memilih anak laki-laki ataupun perempuan

bor or girlBerdasarkan teori-teori diatas, maka waktu ovulasi memegang peranan penting dalam hal mendapatkan jenis kelamin anak, baik untuk mendapatkan anak laki-laki ataupun anak perempuan. Apabila hubungan seksual dilakukan mendekati masa ovulasi maka kemungkinan untuk mendapatkan anak laki-laki akan semakin besar, demikian juga sebaliknya.

Fertitest sendiri merupakan suatu alat uji masa subur yang berbentuk strip, yang dapat digunakan untuk mengetahui masa subur secara mudah dan cepat. Pengujian masa subur dengan fertitest ini dapat dilakukan sendiri di rumah dan memberikan hasil dalam waktu yang singkat. Dengan menggunakan fertitest maka dapat diketahui kapan masa subur akan terjadi, sehingga dapat menentukan kapan sebaiknya hubungan seksual dilakukan untuk mendapatkan jenis kelamin anak yang akan diinginkan كلك



Sumber : http://www.fertitest.co.id/artikel/1/Cara_Praktis_untuk_Mendapatkan_Anak_Laki-    laki_atau_Perempuan.html

Kromosom Sebagai Bagian dari Sel Tubuh


Jenis-jenis Kontrasepsi

  

Masa Subur


Tidak banyak wanita Indonesia yang mengetahui kapan masa suburnya. Padahal dengan mengetahui masa subur, ingin hamil atau menunda kehamilan bisa dilakukan dengan mudah jika tidak ada masalah anatomi pada wanita. Menghitung masa subur merupakan cara yang aman, alami dan cukup efektif dalam merencanakan jumlah dan jarak kelahiran anak.

“Masa subur wanita adalah masa di mana ada satu sel telur yang siap untuk dibuahi oleh sel sperma di saluran telur (tuba faloppi) yang terjadi satu bulan sekali,” jelas dr. Boy Abidin, SpOG yang aktif sebagai pembicara dan nara sumber untuk media massa. Sel telur ini mampu bertahan hidup dalam keadaan siap dibuahi hanya selama 1-2 hari.

Jadi masa subur adalah masa di mana tersedia sel telur yang siap untuk dibuahi. Masa subur berkaitan erat dengan menstruasi dan siklus menstruasi. Masa subur ditandai oleh kenaikan Luteinizing Hormone (LH), Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan estrogen. Selain itu siklus juga dipengaruhi oleh kondisi psikis si wanita jadi, bisa maju atau mundur.

Pada masa subur ini, terjadi perubahan fisiologis yang dapat dijadikan indikator, Seperti :
  • libido yang meningkat
  • lendir pada vagina lebih banyak
  • peningkatan suhu basal tubuh sebesar 0,2-0,5 derajat pada pagi hari
  • Indikator minor lainnya yaitu nyeri perut dan perubahan payudara/rasa tegang pada payudara

Lendir yang muncul pada vagina ini merupakan lendir yang diproduksi oleh kelenjar-kelenjar di leher rahim (serviks) dan bersahabat dengan sperma. Lendir tersebut memungkinkan sperma dapat bertahan hidup dalam lendir tersebut untuk menunggu matangnya sel telur (ovulasi). Pada masa subur, kemungkinan terjadi pembuahan sangat besar.

Jika pasangan suami istri (pasutri) ingin memiliki anak maka lakukan hubungan intim pada masa subur sang istri. Keberhasilan untuk hamilnya pun cukup besar. Demikian sebaliknya, jika tidak ingin hamil, maka hindari berhubungan intim pada masa subur sang istri atau menggunakan pelindung seperti kondom.

Selain perubahan fisik, masa subur ini dapat dihitung di atas kertas. Masa subur berkaitan erat dengan menstruasi dan siklus menstruasi. Dalam menghitung masa subur diperlukan siklus menstruasi bulanan. Anda sebaiknya membuat catatan mengenai siklus menstruasi secara teratur setiap bulannya.

Caranya mudah yaitu dengan menuliskan pada buku diary atau dengan memberi tanda pada kalender menggunakan spidol berwarna. Tandai hari pertama menstruasi yaitu hari pertama siklus dimana keluar bercak-bercak kecoklatan sampai kemerahan. Hari-hari selanjutnya diberi nomer namun tidak termasuk hari pertama menstruasi berikutnya.

Meskipun ada yang mengusulkan untuk membuat catatan menstruasi selama setahun (menogram). dr. Boy Abidin menyebutkan bahwa dibutuhkan minimal pola menstruasi 3 bulan terakhir misal 28 hari, 30 hari, 27 hari kemudian dibuat rata-ratanya. Jika rata-ratanya menghasilkan 28 hari yang berarti kondisi normal, maka masa suburnya akan terjadi pada 14 hari sebelum hari pertama menstruasi yang akan datang bulan berikutnya.

Perhitungan masa subur ini akan efektif bila siklus menstruasinya normal yaitu 21-35 hari. Jika anda memiliki siklus menstruasi yang tidak teratur atau tidak normal, perhitungan menjadi tidak akurat dan kemungkinan besar gagal. Namun tidak ada salahnya jika mau mencoba.

Untuk yang siklus menstruasinya tidak teratur dapat menggunakan data siklus menstruasi selama 6 bulan (6 siklus), caranya yaitu :
  • Menentukan hari pertama masa subur : Jumlah hari terpendek dalam 6 siklus menstruasi dikurangi 18.
  • Menentukan hari terakhir masa subur : Jumlah hari terpanjang dalam 6 siklus menstruasi dikurangi 11.
Contoh :  

siklus terpendek = 26 hari
siklus terpanjang = 32 hari

Perhitungannya adalah : 26-18 = 8 (hari pertama) dan 32–11 = 21 (hari terakhir). Jadi masa suburnya adalah mulai hari ke-8 sampai hari ke-21 dihitung dari hari pertama menstruasi.




Sumber :  http://www.fertitest.co.id/artikel/9/Masa_Subur.html

Hubungan Siklus Menstruasi dengan Masa Subur


Siklus menstruasi sangat berhubungan erat dengan masa subur (ovulasi). Dengan mengetahui siklus menstruasi, maka kita dapat memahami mengenai terjadinya ovulasi & bisa mengetahui kapan kira-kira masa subur akan terjadi. Selain itu dengan mengetahui siklus mentruasi kita juga dapat mengetahui apabila terjadi perubahan/ketidakteraturan pada siklus menstruasi.

Siklus menstruasi sendiri adalah periode waktu mulai dari peluruhan sampai dengan pembentukan kembali dinding rahim (endometrium). Dan diantara waktu tersebut terletak masa subur yang memungkinkan untuk terjadi kehamilan apabila melakukan hubungan seksual tanpa pelindung. Untuk mengenal lebih jelas mengenai siklus menstruasi & perubahan yang terjadi selama siklus tersebut, dapat dilihat melalui gambar berikut.

 
     
 

Siklus menstruasi dimulai dengan terjadinya menstruasi (peluruhan dinding rahim) yang biasanya berlangsung selama 3-7 hari. Pada minggu berikutnya terjadi pembentukan folikel yang dipicu oleh adanya hormon FSH (follicle stimulating hormone) yang dikeluarkan oleh kelenjar di bawah otak. Folikel tersebut akan melepaskan hormon estradiol (suatu hormon estrogen) yang berfungsi untuk menebalkan dinding rahim sebagai persiapan apabila terjadi pembuahan. Selanjutnya folikel akan membesar & menjadi matang serta melepaskan sel telur.

Masa subur (ovulasi) ditandai dengan pecahnya folikel & keluarnya sel telur, yang nantinya akan tersimpan di dalam tuba falopi menunggu sperma untuk membuahi. Saat folikel hancur maka folikel tersebut akan berubah bentuk menjadi corpus luteum yang akan mengeluarkan hormon progesterone. Hormon progesterone ini berfungsi untuk menyiapkan lapisan dinding dalam rahim tempat sel telur nantinya akan menempel apabila terjadi pembuahan. Apabila pembuahan tidak terjadi maka kadar hormon estrogen & progesterone di dalam tubuh akan menurun & dinding rahim pun akan meluruh kembali. Gambar di atas adalah contoh siklus menstruasi yang berlangsung selama 28 hari.

Beberapa kondisi dapat mempengaruhi keseimbangan hormon seksual di dalam tubuh yang berfungsi untuk mengatur siklus menstruasi. Masalah gangguan kesuburan dapat timbul akibat dari ovulasi yang prematur, menstruasi yang terlalu banyak, terjadinya perdarahan di antara siklus menstruasi atau bahkan amenorrhea (tidak terjadinya menstruasi bukan selain akibat dari kehamilan). Dengan mencatat/mengetahui siklus mentruasi maka dapat digunakan untuk mendiagnosa ketidak teraturan dalam siklus menstruasi. Ketidakteraturan siklus menstruasi dapat disebabkan oleh adanya kista, PCOS (polycystic ovarian syndrome) ataupun masalah ginekologi lainnya.

Berikut adalah contoh perubahan hormon yang terjadi di dalam tubuh pada saat masa subur & pengaruhnya terhadap lendir di vagina serta suhu tubuh.

 
 

Pada saat terjadi masa subur yang ditandai dengan lonjakan hormon estrogen & progesterone, maka lendir di daerah vagina akan berubah menjadi lebih cair yang memungkinkan sperma untuk dapat bertahan hidup di dalam vagina. Masa subur juga ditandai dengan perubahan suhu basal tubuh yang menandai pelepasan sel telur.

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai masa subur, terutama mengenai cara menghitung masa subur dapat dilihat pada artikel berikutnya.



Sumber : http://www.fertitest.co.id/artikel/8/Hubungan_Siklus_Menstruasi_dengan_Masa_Subur.html

Menstruasi


Menstruasi adalah masa perdarahan yang terjadi pada wanita secara rutin setiap bulan selama masa suburnya kecuali apabila terjadi kehamilan. Masa menstruasi biasa juga disebut dengan mens, haid atau datang bulan. Pada saat menstruasi darah yang keluar sebenarnya merupakan darah akibat peluruhan dinding rahim (endometrium). Darah menstruasi tersebut mengalir dari rahim menuju ke leher rahim, untuk kemudian keluar melalui vagina.

Ketika seorang gadis mulai memasuki masa puber (biasanya dimulai dari usia 10-14 tahun, bahkan ada literatur yang menyebutkan usia 8-13 tahun ), maka tubuh dan pikiran si gadis akan mulai berubah untuk berkembang menjadi seorang wanita muda. Pada awal masa pubertas, kadar hormon LH (luteinizing hormone) dan FSH (follicle-stimulating hormone) akan meningkat, sehingga merangsang pembentukan hormon seksual. Pada remaja putri, peningkatan kadar hormon tersebut menyebabkan pematangan payudara, ovarium, rahim, dan vagina serta dimulainya siklus menstruasi. Di samping itu juga timbulnya ciri-ciri seksual sekunder, misalnya tumbuhnya rambut kemaluan dan rambut ketiak. Usia pubertas dipengaruhi oleh faktor kesehatan dan gizi, juga faktor sosial-ekonomi dan keturunan. Menstruasi merupakan pertanda masa reproduktif pada kehidupan seorang perempuan, yang dimulai dari menarche (menstruasi pertama)  sampai terjadinya menopause. Usia pertama kali mengalami menstruasi pun bisa beragam, ada yang sudah menstruasi sejak usia 10 tahun tetapi ada juga yang baru mengalaminya saat menginjak usia 15 tahun.

Lama menstruasi biasanya terjadi antara 3-5 hari, walaupun pada beberapa orang bisa saja mengalami masa menstruasi yang lebih panjang ataupun lebih pendek. Jumlah hari antara periode menstruasi yang satu dengan periode menstruasi berikutnya disebut dengan siklus menstruasi (dihitung dari hari pertama mendapat menstruasi sampai dengan hari sebelum datang menstruasi berikutnya).

Contoh cara menghitung siklus menstruasi :
 
  Menstruasi pada bulan Juli : Tanggal 16
  Menstruasi pada bulan Agustus : Tanggal 14  
    kalender.JPG
  Siklus menstruasi : 29 hari

Pada masa awal menstruasi biasanya siklus menstruasi tidak teratur, karena tubuh perlu menyesuaikan diri. Misalnya di 2 bulan pertama siklus mentruasi terjadi setiap 28 hari  kemudian tidak mendapat menstruasi selama 1 bulan atau bisa saja dalam 1 bulan terjadi 2 kali menstruasi. Biasanya setelah 2-3  tahun siklus menstruasi akan menjadi teratur. Apabila sudah terbiasa kita dapat memperkirakan waktu menstruasi kita berikutnya. Ada baiknya juga untuk selalu menandai masa menstruasi kita di kalender setiap bulannya untuk mengetahui lama menstruasi ataupun siklus menstruasi kita.  Lamanya siklus menstruasi bisa bervariasi antara 21-40 hari (pada awal menstruasi bisa sampai 45 hari) walaupun biasanya berlangsung sekitar 28 hari.

Pada saat menstruasi, biasanya wanita mengalami perubahan baik secara fisik ataupun secara emosional, hal ini berkaitan erat dengan kadar hormon yang melonjak naik & turun didalam tubuh. Berikut adalah beberapa keluhan yang biasanya terjadi saat menstruasi :

Nyeri haid

Nyeri haid umum dirasakan oleh wanita pada hari-hari pertama menstruasi. Sebagian dokter beranggapan bahwa nyeri haid terjadi karena prostaglandin, yaitu zat yang menyebabkan otot rahim berkontraksi.  Pada sebagian orang nyeri haid yang dirasakan dapat berupa nyeri yang samar tetapi bagi sebagian yang lain nyeri yang dirasakan dapat terasa kuat yang bahkan bisa membuat aktifitas terganggu. Penggunaan obat pereda nyeri yang dijual bebas dapat meredakan rasa nyeri tersebut, atau bisa juga dengan cara mengoleskan obat gosok atau di kompres dengan handuk hangat. Apabila dengan cara diatas rasa nyeri tak juga hilang, sebaiknya di konsultasikan dengan dokter untuk penanganan rasa nyeri tersebut.

PMS (Pra Menstrual Syndrome)

Beberapa wanita merasakan pada beberapa hari menjelang menstruasi, mereka menjadi lebih emosional, seperti lebih mudah marah, gampang menangis ataupun sedih. Pada sebagian yang lain ada yang merasakan keinginan untuk makan makanan tertentu. Perubahan emosional ini merupakan gejala dari PMS (Pre Menstrual Syndrome). PMS sering dikaitkan dengan perubahan hormone yang melonjak naik-turun di dalam tubuh selama masa menstruasi yang mengakibatkan perubahan baik secara fisik ataupun emosional. Perubahan fisik yang terjadi dapat berupa rasa kembung akibat retensi cairan, payudara terasa tegang ataupun sakit kepala. Gejala PMS biasanya akan menghilang dengan sendirinya tetapi dapat juga hadir setiap bulan. Dengan pola makan yang tepat, cukup istirahat & olahraga dapat membantu mengatasi beberapa gejala PMS. Apabila gejala PMS yang anda rasakan cukup mengganggu sebaiknya konsultasikan dengan dokter untuk penanganannya.

Jerawat

Biasanya awal-awal mentruasi juga ditandai dengan hadirnya jerawat, sekali lagi hal ini disebabkan oleh kadar hormon yang melonjak di dalam tubuh. Biasanya sesudah dewasa masalah jerawat saat awal menstruasi ini akan hilang dengan sendirinya.
Apa hubungan antara menstruasi dan masa subur yuk kita ikuti artikel selanjutnya.



Sumber : http://www.fertitest.co.id/artikel/7/Menstruasi.html