Home

Jumat, 22 April 2011

Paradigma Keperawatan



Keperawatan merupakan suatu disiplin ilmu dan profesi yang memiliki ciri khas yang berbeda dari cabang ilmu dan profesi lainnya. Dalam menjalankan tugas profesi dan praktik keilmuannya, praktisi keperawatan mempunyai pandangan dasar tersendiri dalam menghadapi berbagai macam permasalahan yang ada. Cara pandang dasar dalam melihat suatu permasalahan dalam suatu disiplin ilmu disebut dengan paradigma. Paradigma juga sering diartikan sebagai suatu perangkat bantuan yang memiliki nilai dan sangat menentukan bagi penggunanya untuk dapat memiliki pola dan cara pandang dasar dalam melihat, memikirkan, menentukan makna serta menyikapi dan memilih tindakan dalam menyelesaikan masalah kehidupan manusia (Poerwanto, 1997).

1. PENGERTIAN PARADIGMA KEPERAWATAN 

Sebagaimana pengertian umum tentang paradigma diatas, maka paradigma keperawatan dapat diartikan sebagai suatu cara pandang yang harus dimiliki oleh perawat dalam memandang permasalahan yang ada dalam kehidupan manusia baik dalam rentang sehat mapun sakit. Sampai sekarang paradigma keperawatan berfokus pada empat komponen dasar yaitu manusia, lingkungan, keperawatan dan kesehatan.


2. PARADIGMA KEPERAWATAN MENURUT BEBERAPA PAKAR 


1. Paradigma Keperawatan menurut Betty Neuman 

Manusia : 

Fokus model Neuman ini didasarkan pada philosophy bahwa manusia dipandang secara total sebagai suatu sistem yang multidimensional. 5 variabel subsistem manusia adalah :

  • Fisiologi : merupakan struktur fisik dan biokimia serta fungsi tubuh manuasia 
  • Psikologis : adalah proses mental dan emosional manusia 
  • Sosio kultural : hubungan antara manusia, culture yang mendasari dan mempengaruhi aktivitas manusia Spiritual : kepercayaan
  • Perkembangan : segala sesuatu proses yang berhubungan dengan perkembangan manusia sepanjang siklus kehidupannya
Lingkungan : 

Betty Neuman berpendapat bahwa lingkungan harus dilihat secara total. Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada disekitar manusia, baik lingkungan internal maupun eksternal, dimana di dalamnya manusia akan berinteraksi setiap saat. Interaksi manusia meliputi intrapersonal, interpersonal dan ekstrapersonal yang dapat mempengaruhi stabilitasnya sebagai suatu sistem. 

Neuman mengidentifikasi 3 jenis lingkungan :

  • Lingkungan internal : adalah yang terdapat di dalam diri masingmasnig individu 
  • Lingkungan eksternal : segala sesuatu yang berada di lluar diri individu 
  • Created environment (lingkungan yang diciptakan ) diartikan sebagai lingkungan yang terbentuk dan berkembang tanpa disadari oleh klien dan merupak simbol sistem secara keseluruhan 

Kesehatan : 

Neuman melihat bahwa kesehatan merupakan suatu kondisi dimana terdapat keserasian pada seluruh maupun sebagian variabel dalam diri klien. Menurutnya, sistem klien akan bergeser ke arah sakit dan kematian ketika banyak energi yang dibutuhkan tidak terpenuhi, sedangkan sistem akan begeser ke arah kesehatan apabila energi yang dibutuhkan terpenuhi (Neuman, 1995).


Keperawatan :

Neuman memandang keperawatan sebagai suatu profesi yang unik yang konsentrasi/perhatiannya adalah terhadap semua variabel dalam diri klien disertai respon individu saat menghadapi suatu stressor. Keperawatan didefenisikan sebagai suatu tindakan untuk membantu individu, keluarga dan masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal (tercapainya stabilitas sistem individu untuk menurunkan stressor melalui serangkaian tindakan keperawatan).

2. Paradigma Keperawatan menurut Dorothy E Johnson 

Manusia : 

Johnson berpendapat bahwa manusia memiliki dua sistem mayor yaitu sistem biologis dan sistem behavior. Pengobatan merupakan fokus untuk biologis sistem, sedangkan fokus keperawatan adalah behavioral system (sistem perilaku). 

Lingkungan : 

Lingkungan berhubungan dengan dimana individu berada, dimana perilaku individu dipengaruhi oleh hal-hal yang terjadi dilingkungannya.

Kesehatan : 

Merupakan suatu keadaan dimana tercapai suatu respon yang adaptif secara fisik, mental, emosional dan sosial dari internal dan eksternal stimulus yang mencapai stabilitas dan kenyamanan.

Keperawatan : 

Tujuan primer keperawatan adalah mempercepat tercapainya keadaan equilibrium dan perawat harus berkosentrasi pada semua kebutuhan klien secara terintegrasi, namun fokus utamanya adalah mempertahankan keseimbangan sistem perilaku ketika dalam keadaan sakit.


3. Paradigma Keperawatan menurut Dorothea Orem 

Manusia : 

Orem memandang manusia secara total dan bersifat universal, dimana mereka membutuhkan perkembangan dan kemampuan perawatan diri sendiri secara berkelanjutan. Manusia merupakan suatu kesatuan dari fungsi biologi, simbolik dan sosial. 

Lingkungan :

Lingkungan meliputi elemen lingkungan, kondisi lingkungan serta perkembangan lingkungan.

Keperawatan : 

Menurut Orem, keperawatan adalah suatu seni, pelayanan/bantuan dan teknologi. Tujuan dari keperawatan adalah membuat pasien dan keluarganya mampu melakukan perawatan sendiri, diantaranya mempertahankan kesehatan, mencapai kondisi normal ketika terjadi kecelakaan atau bahaya, serta mengontrol, menstabilisasi dan meminimalisasi efek dari pnyakit/kondisi yang kronis atau kondisi ketidakmampuan. 

Kesehatan : 

Sehat adalah suatu kondisi ketika keseluruhan struktur dan fungsi saling terintegrasi dengan baik. Hal ini memungkinkan manusia mampu menghubungkan berbagai macam mekanisme secara psikologis, fisiologis serta melakukan interaksi dengan orang lain.

4. Paradigma Keperawatan menurut Sister Calista Roy 

Manusia :

Roy mengungkapkan bahwa manusia merupakan suatu sistem adaptif. Manusia dipandang sebagai makhlik bio-psiko-spiritual yang selalu berinteraksi dengan perubahan lingkungan, serta berinteraksi dengan menggunakan inisiasi bawaan dan mekanisme di dapat. Mereka termasuk individu, grup, keluarga, organisasi, komunitas.
Lingkungan – Stimulus : 

Roy membedakan 3 jenis lingkungan, yaitu : 

a. Fokal : mencakup lingkungan internal dan eksternal yang dihadapi manusia 
b. Kontekstual : adalah semua stimulus pada setiap situasi yang berkontribusi memberikan pengaruh terhadap lingkungan fokal 
c. Residual : adalah faktor yang efeknya tidak jelas dalam suatu kondisi Menurut Roy, semua kondisi lingkungan tersebut akan mempengaruhi perkembangan dan perilaku manusia. 

Kesehatan :

Manusia dikatakan berada dalam suatu rentang sehat dan sakit, yang merupakan suatu dimensi yang tidak dapat dihindari oleh manusia. 

Keperawatan : 

Tujuan keperawatan adalah untuk meningkatkan kemampuan individu dan keluarga terhadap 4 model adaptif, yang berkontribusi terhadap kesehatan, kualitas kehidupan, kematian dengan bermartabat dengan mengkaji perilaku dan faktor kemampuan adaptif.


5. Paradigma Keperawatan menurut Imogene King

Manusia : 

Menurut King, manusia merupakan makhluk sosial yang rasional dan selalu ingin tahu. Manusia memiliki kemampuan untuk berfikir, berpersepsi, perasaan, memilih dan menetapkan tujuan, serta membuat keputusan.
Karena itu, manusia memiliki 3 kebutuhan dasar : 
  • Manusia membutuhkan informasi kesehatan yang dapat digunakannya 
  • Manusia membutuhkan pencegahan terhadap sakit 
  • Manusia membutuhkan perawatan saat ia mengalami sakit
 
Lingkungan : 

Lingkungan merupakan latarbelakang interaksi manusia, terdiri atas :
  • Lingkungan Internal : didalamnya terdapat transformasi energi yang akan memungkinkan manusia untuk mengatur perubahan lingkungan eksternal
  • Lingkungan Eksternal : meliputi organisasi formal dan informal. Keperawatan merupakan bagian dari lingkungan klien. 

Kesehatan : 

Menurut King, kesehatan adalah suatu pengalaman dinamis pada kehidupan manusia, dimana hal tersebut merupakan penyesuaian terhadap adanya stressor lingkungan baik internal maupun eksternal dengan menggunakan sumber-sumber optimum sehingga dicapai potensi yang maksimum dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.

Keperawatan :

Keperawatan didefenisikan sebagai proses aksi, reaksi dan interaksi antara perawat dan klien yang saling tukar menukar informasi tentang persepsi keduanya dan kondisi keperawtan. Proses interaksi perawat-klien melibatkan komunikasi, menentukan tujuan, eksplorasi dan menyetujui makna dari tujuan.
  • Aksi : didefenisikan sebagai perilaku mental dan phisic
  • Reaksi : perilaku tidak spesifik, tapi bergantung pada perilaku aksi 
  • Tujuan keperawatan : membantu individu untuk mempertahankan kesehatan agar perannya dapat berfungsi 


IV. PERBEDAAN MENDASAR 5 PARADIGMA KEPERAWATAN 

Berdasarkan pada apa yang telah dipaparkan diatas, jika dicermati maka terdapat beberapa perbedaan mendasar pandangan ahli dalam menyikapi paradigma keperawatan yang terdiri dari 4 komponen yaitu manusia, lingkungan, sehat sakit dan keperawatan itu sendiri.

1. Menurut Neuman 

Neuman memandang manusia sebagai makhluk yang multidimensi, karena itu keperawatan harus berkonsentrasi terhadap seluruh aspek dari manusia. Keperawatan harus memperhatikan lingkungan internal maupun eksternal manusia, termasuk lingkungan yang tercipta dari interaksi manusia dengan lingkungan itu sendiri. Neuman memandang bahwa kesehatan adalah suatu keseimbangan antara seluruh aspek yang terdapat dalam diri manusia. 

2. Menurut Johnson

Johnson memandang manusia memiliki 2 aspek dasar yaitu aspek biologis dan aspek perilaku, dan kosentrasi/fokus utama keperawatan adalah mempertahankan keseimbangan sistem perilaku manusia. 

3. Menurut Orem 

Orem juga memandang manusia sebagai makhluk universal yang membutuhakan perawatan sendiri sepanjnag kehidupannya, karena itu fokus utama keperawatan menurut orem adalah membuat manusia (individu, keluarga, masyarakat) mampu melakukan perawatan sendiri.

4. Menurut Roy

Manusia dipandang sebagai makhluk yang adaptif, dan selalu berinterkasi dengan lingkungannya. Untuk itu tujuan utama keperawatan adalah meningkatkan respon adaptif manusia yang nantinya akan berkontribusi dalam kehidupannya. 

5. Menurut King 

Manusia dipandang sebagai makhluk yang selalu ingin tahu dan memiliki potensi untuk membuat keputusan sendiri. Fokus utama keperawatan adalah pada sharing informasi antara perawatan dan klien.

6. HUBUNGAN KONSEP TEORI PARADIGMA DENGAN FALSAFAH KEPERAWATAN 

Falsafah keperawatan adalah filosofi atau dasar yang masih bersifat abstrak dalam menjelaskan suatu konsep dalamkeilmuan termasuk dalam keperawatan. Sedangkan paradigma sudah mulai merupakan suatu penjabaran terhadap apa yang terkandung didalam filosofi keperawatan, sehingga paradigma keperawatan dapat dijadikan suatu cara perawat memandang permasalahan yang ada dalam disiplin keperawatan. 

7. PENERAPAN PARADIGMA KEPERAWATAN DALAM LAYANAN KESEHATAN YANG DIBERIKAN PADA KLIEN

Sebagai suatu profesi yang berbeda dengan profesi lain, keperawatan haruslah memiliki suatu cara pandang yang berbeda dalam menyikapi setiap permasalahan yang ada dalam profesinya. Dalam memberikan asuhan keperawatan yang merupakan bentuk pelayanan profesional keperawatan, hendaknya perawat harus memperhatikan seluruh aspek yang termasuk dam paradigma keperawatan, yaitu manusia sebagai makhluk holistik dan unik dengan segala macam kebutuhannya, lingkungan internal mapun eksternal yang didalamnya terdapat stressor-stressor yang akan mempengaruhi kondisi sehat dan sakitnya manusia. Sehingga keperawatan harus berperan untuk memingkatkan derajat kesehatan dan membantu manusia berada dalam rentang kesehatan yang optimal.






Sumber : http://www.scribd.com/doc/22920485/PARADIGMA-KEPERAWATAN

Tahapan Asuhan Keperawatan


Proses/Asuhan Keperawatan


Proses keperawatan merupakan cara yang sistematis yang dilakukan oleh perawat bersama pasien  dalam menentukan kebutuhan asuhan keperawatan dengan melakukan pengkajian, menentukan diagnosis, merencanakan tindakan yang akan dilaksanakan, melaksanakan tindakan serta mengevaluasi hasil asuhan yang telah diberikan dengan berfokus pada pasien , berorientasi pada tujuan pada setiap tahap saling terjadi ketergantungan dan saling berhubungan . (A. Azis Alimul Hidayat, 2004)


Proses keperawatan merupakan suatu sistem dalam merencanakan pelayanan Asuhan keperawatan yang mempunyai empat tahapan, yaitu pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Alternatif lain dari proses keperawatan terdiri dari lima tahab yang meliputi pengkajian, diagnosa, perencanaan , implementasi dan evaluasi (H.Lismidar, dkk, 2005)


1. Pengkajian


Merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses keperawatan. Tahap pengkajian terdiri dari atas pengumpulan data dan perumusan kebutuhan atau masalah klien. (Keliat, 1998)

Data yang didapatkan bisa di kelompokkan menjadi dua macam yaitu data subjektif, merupakan data yang didapatkan melalui wawancara oleh perawat kepada pasien, keluarga atau orang – orang yang dekat dengan pasien dan data objektif, merupakan data yang ditemukan secara nyata. Data ini didapat melalui observasi atau pemeriksaan langsung oleh perawat (Depkes, 2000).


2. Diagnosa keperawatan


Adalah penilaian klinis tentang respon aktual dan potensial dari individu, keluarga atau masyarakat terhadap masalah kesehatan/proses kehidupan. (Carpenito,1995. dalam Keliat, 1998)


Diagnosa keperawatan merupakan keputusan klinis mengenai seseorang, keluarga atau masyarakat sebagai akibat dari masalah kesehatan atau proses kehidupan yang aktual atau potensial. (NANDA 1990, dalam Hidayat, 2004)


3. Perencanaan


Merupakan suatu proses penyusunan berbagai intervensi keperawatan yang dibutuhkan untuk mencegah,menurunkan atau mengurangi masalah- masalah pasien . Perencanaan ini merupakan langkah ketiga dalam membuat suatu proses keperawatan. (Hidayat, 2004).

Rencana tindakan keperawatan terdiri  dari tiga aspek  yaitu tujuan umum, tujuan khusus dan rencana tindakan keperawatan. Tujuan umum berfokus pada penyelesaian masalah dari diagnosa tertentu. Tujuan umum dapat dicapai jika serangkaian tujuan khusus telah tercapai. (Keliat, 1998)


5. Implementasi


Merupakan langkah keempat dalam tahap proses keperawatan dengan melaksanakan berbagai strategi keperawatan (tindakan keperawatan) yang telah direncanakan dalam rencana tindakan keperawatan. Dalam tahab ini perawat harus mengetahui berbagai hal diantaranya bahaya- bahaya fisik dan perlindungan pada pasien, teknik komunikasi, kemampuan dalam prosedur tindakan, pemahaman tentang hak – hak pasien serta dalam memahami  tingkat perkembangan pasien. Dalam pelaksanaan rencana tindakan terdapat dua jenis tindakan, yaitu tindakan jenis mandiri dan tindakan kolaborasi. (Hidayat, 2004).


6. Evaluasi


Adalah proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan keperawatan pada klien.Evaluasi dilakukan terus menerus pada respon pasien terhadap tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan. Evaluasi dapat dibagi dua yaitu evalusi proses atau formatif dilakukan setiap selesai melaksanakan tindakan, evaluasi hasil atau sumatif dilakuakan dengan membandingkan respon pasien pada tujuan khusus dan umum yang telah ditentukan. (Keliat, 1998).


Tahap Diagnosa keperawatan (Perbedaan Diagnosa Keperawatan Dengan Diagnosa Medis)


Pada tahun 1953, istilah diagnosa keperawatan diperkenalkan oleh V. Fry dengan menguraikan langkah yang diperlukan dalam mengembangkan rencana asuhan keperawatan.

Menurut North American Nursing Diagnosis Association (NANDA) (1990, dalam Carpenito, 1997) diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis mengenai seseorang, keluarga atau masyarakat sebagai akibat dari masalah-masalah kesehatan/ proses kehidupan yang aktual atau risiko.

Diagnosa keperawatan memberikan dasar-dasar pemilihan intervensi untuk mencapai hasil yang menjadi tanggung gugat perawat. Adapun persyaratan dari diagnosa keperawatan adalah perumusan harus jelas dan singkat dari respons klien terhadap situasi atau keadaan yang dihadapi, spesifik dan akurat, memberikan arahan pada asuhan keperawatan, dapat dilaksanakan oleh perawat dan mencerminkan keadaan kesehatan klien.

1. Tipe Diagnosa Keperawatan.

Diagnosa keperawatan adalah struktur dan proses. Struktur diagnosa keperawatan komponennya tergantung pada tipenya, antara lain:

a. Diagnosa keperawatan aktual (Actual Nursing Diagnoses).

Diagnosa keperawatan aktual menyajikan keadaan yang secara klinis telah divalidasi melalui batasan karakteristik mayor yang dapat diidentifikasi. Tipe dari diagnosa keperawatan ini mempunyai empat komponen yaitu label, definisi, batasan karakteristik, dan faktor-faktor yang berhubungan (Craven & Hirnle, 2000; Carpenito, 1997).

b. Diagnosa keperawatan risiko dan risiko tinggi (Risk and High-Risk Nursing  Diagnoses)

Adalah keputusan klinis bahwa individu, keluarga dan masyarakat sangat rentan untuk mengalami masalah bila tidak diantisipasi oleh tenaga keperawatan, dibanding yang lain pada situasi yang sama atau hampir sama (Craven & Hirnle, 2000; Carpenito, 1997).

c. Diagnosa keperawatan kemungkinan (Possible Nursing Diagnoses)

Adalah pernyataan tentang masalah-masalah yang diduga masih memerlukan data tambahan. Namun banyak perawat-perawat telah diperkenalkan untuk menghindari sesuatu yang bersifat sementara dan NANDA tidak mengeluarkan diagnosa keperawatan untuk jenis ini (Craven & Hirnle, 2000; Carpenito, 1997).

d. Diagnosa keperawatan sejahtera (Wellness Nursing Diagnoses) 

Adalah ketentuan klinis mengenai individu, keluarga dan masyarakat dalam transisi dari tingkat kesehatan khusus ketingkat kesehatan yang lebih baik. Pernyataan diagnostik untuk diagnosa keperawatan sejahtera merupakan bagian dari pernyataan yang berisikan hanya sebuah label. Label ini dimulai dengan “Potensial terhadap peningkatan…….”, diikuti tingkat sejahtera yang lebih tinggi yang dikehendaki oleh individu atau keluarga, misal “Potensial terhadap peningkatan proses keluarga” (Craven & Hirnle, 2000; Carpenito, 1997).

e. Diagnosa keperawatan sindroma (Syndrome Nursing Diagnoses)

Terdiri dari sekelompok diagnosa keperawatan aktual atau risiko tinggi yang diduga akan tampak karena suatu kejadian atau situasi tertentu. NANDA telah menyetujui dua diagnosa keperawatan sindrom yaitu “Sindrom trauma perkosaan” dan “Risiko terhadap sindrom disuse” (Carpenito, 1997).

2. Komponen Rumusan Diagnosa Keperawatan.

Secara umum diagnosa keperawatan yang lazim dipergunakan oleh perawat di Indonesia adalah diagnosa keperawatan aktual dan diagnosa keperawatan risiko atau risiko tinggi yang dalam perumusannya menggunakan tiga komponen utama dengan merujuk pada hasil analisa data, meliputi: problem (masalah), etiologi (penyebab), dan sign/symptom (tanda/ gejala).



Problem (masalah)

Adalah gambaran keadaan klien dimana tindakan keperawatan dapat diberikan karena adanya kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan normal yang seharusnya tidak terjadi.

Etiologi (penyebab)

Adalah keadaan yang menunjukkan penyebab terjadinya problem (masalah).

Sign/symptom (tanda/ gejala)

Adalah ciri, tanda atau gejala relevan yang muncul sebagai akibat adanya masalah.
Dalam perumusannya sebuah diagnosa keperawatan dapat menggunakan 3 komponen atau 2 komponen yang sangat tergantung kepada tipe dari diagnosa keperawatan itu sendiri. Secara singkat rumusan diagnosa keperawatan dapat disajikan dalam rumus sebagai berikut:



Diagnosa keperawatan aktual:

Contoh: Nyeri kepala akut (Problem) berhubungan dengan peningkatan tekanan dan iritasi vaskuler serebral (Etiologi) ditandai oleh, mengeluh nyeri kepala, sulit beristirahat, skala nyeri: 8, wajah tampak menahan nyeri, klien gelisah, keadaan umum lemah, adanya luka robek akibat trauma pada kepala bagian atas, nadi: 90 X/ m (Sign/Simptom).

Diagnosa keperawatan risiko/ risiko tinggi:

Contoh: Risiko infeksi (Problem) berhubungan dengan adanya luka trauma jaringan (Etiologi)
Pada diagnosa risiko, tanda/gejala sering tidak dijumpai hal ini disebabkan kerena masalah belum terjadi, tetapi mempunyai risiko untuk terjadi apabila tidak mendapatkan intervensi atau pencegahan dini yang dilakukan oleh perawat.

3. Persyaratan Diagnosa Keperawatan.

Persyaratan diagnosa keperawatan, meliputi:  

1) Perumusan harus jelas dan singkat berdasarkan respon klien terhadap Situasi atau keadaan kesehatan yang sedang dihadapi.

2)   Spesifik dan akurat.

3)  Merupakan pernyataan dari: P(Problem)+ E (Etiologi)+S (Sign/Simptom)
atau P (Problem) + E (Etiologi).

4)  Memberikan arahan pada rencana asuhan keperawatan.

5)  Dapat dilaksanakan intervensi keperawatan oleh perawat.

4. Prioritas Diagnosa Keperawatan.

Menyusun prioritas sebuah diagnosa keperawatan hendaknya diurutkan sesuai dengan keadaan dan kebutuhan utama klien, dengan kategori:

1). Berdasarkan tingkat Kegawatan

a.Keadaan yang mengancam kehidupan.
b.Keadaan yang tidak gawat dan tidak mengancam kehidupan.
c.Persepsi tentang kesehatan dan keperawatan.

2 ). Berdasarkan Kebutuhan maslow 

Yaitu Kebutuhan fisiologis,kebutuhan keamanan dan keselamatan,kebutuhan mencintai dan dicintai,kebutuhan harga diri dan kebutuhan aktualisasi diri.

3). Berdasarkan sarana/sumber yang tersedia


5. Perbedaan Diagnosa Keperawatan Dengan Diagnosa Medis

  Beberapa perbedaan antara diagnosa keperawatan dengan diagnosa medis dibawah ini:

Diagnosa keperawatan :
  • Berfokus pada respons atau reaksi klien terhadap penyakitnya.
  • Berorientasi pada kebutuhan individu, bio-psiko-sosio-spiritual.
  • Berubah sesuai dengan perubahan respons klien.
  • Mengarah kepada fungsi mandiri perawat dalam melaksanakan tindakan keperawatan dan evaluasi.

Diagnosa Medis :
  • Berfokus pada faktor-faktor yang bersifat pengobatan dan penyembuhan penyakit.
  • Berorientasi kepada keadaan patologis
  • Cenderung tetap, mulai dari sakit sampai sembuh.
  • Mengarah kepada tindakan medik yang sebahagian besar dikolaborasikan kepada perawat.