Fakta mengenai kromosom X dan Y
Pada dasarnya laki-laki akan memproduksi 2 jenis sperma, yaitu sperma yang berisi kromosom X (perempuan) dan yang berisi kromosom Y (laki-laki). Menurut penelitian yang dilakukan oleh dr. Shettles, sperma Y berbentuk lebih kecil dan lebih lemah tetapi lebih cepat dibandingkan sperma X yang berbentuk lebih besar dan lebih kuat tetapi lebih lambat.
Pada dasarnya laki-laki akan memproduksi 2 jenis sperma, yaitu sperma yang berisi kromosom X (perempuan) dan yang berisi kromosom Y (laki-laki). Menurut penelitian yang dilakukan oleh dr. Shettles, sperma Y berbentuk lebih kecil dan lebih lemah tetapi lebih cepat dibandingkan sperma X yang berbentuk lebih besar dan lebih kuat tetapi lebih lambat.
Metode Shettles
Metode yang dicetuskan oleh dr. Shettles ini dilakukan dengan cara melakukan hubungan seksual pada hari tertentu di siklus menstruasi. Metode ini berdasarkan teori bahwa sperma Y bergerak lebih cepat tetapi tidak dapat hidup lebih lama dibandingkan dengan sperma X, sehingga bila misalnya yang diinginkan adalah anak laki-laki maka hubungan seksual sebaiknya dilakukan pada waktu yang sedekat mungkin dengan saat ovulasi dan bila yang diinginkan adalah anak perempuan maka hubungan seksual sebaiknya dilakukan 2-4 hari sebelum terjadinya ovulasi.
Efektifitas dari metode ini diklaim sampai 75 %, walaupun hal tersebut diragukan oleh ilmuwan lain. Yang perlu diingat adalah kemungkinan untuk mendapatkan bayi dengan jenis kelamin yang diinginkan adalah kurang lebih sama sebesar 50 %.
Metode Whelan
Metode yang dicetuskan oleh Elizabeth Whelan ini berkontra-diksi dengan metode Shettles. Teori dari metode ini adalah bahwa perubahan biokomia yang memungkinkan kondisi untuk terjadinya anak laki-laki terjadi pada masa awal siklus menstruasi, sehingga bila yang diinginkan adalah anak laki-laki maka hubungan seksual sebaiknya dilakukan 4-6 hari menjelang terjadinya kenaikan suhu tubuh dan bila yang diinginkan adalah anak perempuan, maka hubungan seksual sebaiknya dilakukan 2-3 hari sebelum masa ovulasi.
Efektifitas dari metode ini diklaim 68 % efektif untuk mendapatkan anak laki-laki dan 56 % efektif untuk mendapatkan anak perempuan, walaupun hal tersebut juga sama diragukan oleh ilmuwan lain. Yang perlu diingat adalah kemungkinan untuk mendapatkan bayi dengan jenis kelamin yang diinginkan adalah sama juga yaitu kurang lebih sebesar 50 %.
Hal yang mempengaruhi jenis kelamin anak laki-laki atau perempuan
Berikut adalah beberapa faktor yang dapat mempengaruhi jenis kelamin bayi berdasarkan teori dari dr. Shettles :
Berikut adalah beberapa faktor yang dapat mempengaruhi jenis kelamin bayi berdasarkan teori dari dr. Shettles :
- Waktu hubungan seksual dikaitkan dengan waktu ovulasi
Faktor yang sangat mempengaruhi jenis kelamin bayi yang akan dilahirkan nanti adalah waktu dilakukannya hubungan seksual dengan siklus menstruasi. Semakin dekat waktu antara hubungan seksual yang dilakukan dengan waktu ovulasi, maka kemungkinan untuk mendapatkan anak laki-laki akan semakin besar, hal ini karena sperma Y bergerak lebih cepat dan akan sampai terlebih dahulu ke sel telur. Kemudian jika hubungan seksual dilakukan 3 hari sebelum terjadinya ovulasi, maka kemungkinan untuk mendapatkan anak perempuan akan lebih besar karena sperma Y yang lebih lemah cenderung untuk mati lebih cepat sehingga jumlah sperma X yang lebih kuat akan lebih banyak pada saat sel telur nanti akhirnya dilepaskan (ovulasi). - pH dari liang vagina
Kondisi pH dari liang vagina wanita juga dapat menentukan jenis kelamin anak yang akan didapat kelak. Semakin asam pH dari vagina maka kemungkinan untuk mendapatkan anak perempuan akan semakin besar, hal ini karena kondisi asam tersebut akan mematikan sperma yang lebih lemah dahulu (sperma Y) sehingga jumlah sperma yang lebih kuat (sperma X) akan lebih banyak. Sebailiknya juga demikian, apabila kondisi vagina lebih bersifat basa (alkali), maka kemungkinan untuk mendapatkan anak laki-laki akan semakin besar. Walaupun demikian ada juga beberapa wanita yang memang mempunyai pH vagina cenderung asam sehingga lebih sulit untuk mendapatkan anak laki-laki. - Posisi hubungan seksual dan tingkat kedalaman penetrasi
Posisi hubungan seksual dan tingkat kedalaman penetrasi juga dapat menentukan, yang sebagian sebenarnya berkaitan dengan pH. Semakin dekat dengan vagina maka pH akan semakin asam, kemudian juga penetrasi yang dalam akan menempatkan sperma lebih dekat dengan sel telur sehingga sperma yang bergerak lebih cepat (sperma Y) akan dapat tiba lebih dahulu di sel telur. Jadi berdasarkan teori ini, penetrasi yang lebih dalam akan menghasilkan anak laki-laki sedangkan penetrasi yang lebih dangkal akan menghasilkan anak perempuan. - Orgasme pada wanita
Orgasme pada wanita ternyata juga dapat mempengaruhi menurut dr. Shettles, hal ini karena pada saat wanita mengalami orgasme maka tubuh akan mengeluarkan suatu zat yang bersifat basa (alkali) yang cenderung untuk menghasilkan anak laki-laki.
Cara mudah dan praktis memilih anak laki-laki ataupun perempuan
Berdasarkan teori-teori diatas, maka waktu ovulasi memegang peranan penting dalam hal mendapatkan jenis kelamin anak, baik untuk mendapatkan anak laki-laki ataupun anak perempuan. Apabila hubungan seksual dilakukan mendekati masa ovulasi maka kemungkinan untuk mendapatkan anak laki-laki akan semakin besar, demikian juga sebaliknya.
Fertitest sendiri merupakan suatu alat uji masa subur yang berbentuk strip, yang dapat digunakan untuk mengetahui masa subur secara mudah dan cepat. Pengujian masa subur dengan fertitest ini dapat dilakukan sendiri di rumah dan memberikan hasil dalam waktu yang singkat. Dengan menggunakan fertitest maka dapat diketahui kapan masa subur akan terjadi, sehingga dapat menentukan kapan sebaiknya hubungan seksual dilakukan untuk mendapatkan jenis kelamin anak yang akan diinginkan كلك
Sumber : http://www.fertitest.co.id/artikel/1/Cara_Praktis_untuk_Mendapatkan_Anak_Laki- laki_atau_Perempuan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar